berita.depok.go.id - Inovasi Batik Khas Depok Ala Batik Tradjumas dan Tantangan yang Dihadapi
Batik Tradjumas terus berinovasi untuk menyesuaikan batik dengan selera pasar, terutama bagi anak-anak muda. Inovasi ini dilakukan untuk memastikan bahwa batik Depok tidak hanya dianggap sebagai pakaian resmi untuk acara formal, tetapi juga bisa dikenakan sehari-hari.
“Kami menyadari bahwa anak-anak muda lebih suka dengan motif yang sederhana dan kasual. Jadi, kami menciptakan batik ceplok-ceplok yang lebih ringan dan dikombinasikan dengan kain polos,” kata Suharno.
Pengrajin Batik Tradjumas terus berupaya mengeksplorasi kearifan lokal yang belum tergali, dengan menciptakan motif-motif baru yang memiliki filosofi tersendiri.
“Kami akan terus berkreasi dengan motif-motif batik khas Kota Depok. Ke depan, kami ingin batik ini memiliki filosofi sejarah, keaslian, ekonomi, global dan berkelanjutan,” ujarnya.
Dalam tiga tahun terakhir, Suharno menjelaskan Batik Depok sudah sangat diminati oleh berbagai kalangan, mulai dari tingkat PAUD, taman kanak-kanak, SD, SMP, SMA, mahasiswa hingga masyarakat umum.
“Untuk terus menumbuhkembangkan dan melestarikan Batik Tradjumas, kami mengadakan pelatihan membatik. Pelatihan ini diikuti oleh semua segmen, bahkan perguruan tinggi dari Malaysia sudah melakukan pelatihan batik di sini. Pelatihan ini diharapkan dapat menjadikan Batik Depok tumbuh dan berkembang menjadi tuan rumah di Kota Depok,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa minat masyarakat saat ini, terutama dari kalangan menengah hingga atas, sudah sangat bagus, didukung oleh berbagai gelaran fashion show, baik yang diselenggarakan di Depok maupun secara regional. Batik Depok bahkan sudah ditampilkan di acara di Las Vegas oleh Bu Nining Susanto.
“Insya Allah, nanti di bulan November 2024, batik khas Kota Depok dari produk Tradjumas akan ditampilkan di Kedutaan Besar Manila. Semua ini tidak lepas dari fasilitasi Pemerintah Kota Depok, sehingga Batik Tradjumas selalu bersinergi dengan Pemerintah Kota Depok,” paparnya.
Meskipun perkembangan Batik Depok sangat menggembirakan, Suharno tidak menutup mata jika tantangan terbesar yang Ia hadapi saat ini adalah keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM). Sebab, menurutnya batik merupakan kerajinan yang membutuhkan ketelatenan dan kesabaran yang tinggi.
“Saat ini, hanya 40 persen SDM kami berasal dari Depok, sementara 60 persen lainnya berasal dari luar Depok. Proses pelatihan memang sudah banyak kami lakukan, tetapi hanya sedikit yang mau benar-benar terjun ke dalam proses pembuatan batik,” jelas Suharno.
Selain itu, Suharno juga menyadari bahwa Batik Tradjumas masih belum unggul dalam hal pemasaran online. Meskipun promosi melalui media cetak, televisi dan media sosial sudah dilakukan, keterbatasan SDM dalam bidang pemasaran digital menjadi tantangan tersendiri.
“Anak-anak muda lebih mengutamakan pembelian online sedangkan saat ini Batik Tradjumas fokus produksi, sementara untuk pemasaran online kami masih tertinggal. Kami belum sepenuhnya masuk ke marketplace karena segmen pasar kami memang masih khusus,” tambahnya.
Motif Batik Khas Depok yang Dikembangkan Batik Tradjumas
Batik Tradjumas telah mengembangkan berbagai motif batik khas Depok, seperti motif Gong si Bolong, Kujang, Ikan Hias, Tugu Batu, Belimbing (dengan tiga varian), Topeng Cisalak, Jembatan, Pancadarma dan motif Ikan Menfish atau Ikan Neon yang juga telah dikenal secara nasional.
“Potensi Batik Depok sangat luas dan kami yakin bahwa ke depan, batik khas Depok ini akan semakin dikenal luas,” kata Suharno.
Produk-produk yang dihasilkan oleh Batik Tradjumas juga sangat beragam, mulai dari kain batik, baju jadi, ikat kepala, hingga cukin. Dengan potensi yang begitu besar, Suharno yakin bahwa batik Depok akan terus berkembang dan mampu bersaing dengan batik dari daerah lain.
“Ke depan, dengan terus mengeksplorasi potensi lokal dan meningkatkan kualitas produk, batik khas Depok diyakini akan semakin diminati, baik di kalangan masyarakat lokal maupun nasional,” tutupnya dengan penuh semangat. (tamat)
Penulis: Janet Swastika
Editor : Yanuar Nurcholis Majid