berita.depok.go.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok melalui Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda), Nina Suzana, bersama Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disrumkim) Kota Depok, Dadan Rustandi, dan Direktur RSUD Anugerah Sehat Afiat (ASA), Enny Ekasari, meninjau lahan milik pemkot yang berada di belakang RSUD ASA.
Peninjauan ini dilakukan dalam rangka mendukung realisasi janji Wali Kota Depok, Supian Suri, untuk menghadirkan layanan unggulan ginjal di RSUD ASA.
Rencananya, lahan tersebut akan dimanfaatkan untuk membangun pusat layanan hemodialisa (HD) terintegrasi sebagai salah satu program prioritas Pemkot Depok.
Pj Sekda Depok, Nina Suzana menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal untuk merealisasikan layanan kesehatan unggulan yang telah masuk dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).
“Ini untuk kebutuhan janji Pak Wali terkait layanan ginjal. Lahan yang dimiliki pemkot di area belakang RSUD ASA sekitar 2,5 hektare, tapi yang bisa digunakan sekitar 5.000 sampai 6.000 meter persegi atau 20 persen dari total lahan,” jelas Nina, kepada berita.depok.go.id, Rabu (23/07/25).
Ia menambahkan bahwa proses studi kelayakan (feasibility study/FS) telah dianggarkan melalui APBD Perubahan 2025, dan diharapkan penyusunan Detail Engineering Design (DED) dapat dilakukan pada tahun 2026.
Sementara pembangunan fisik ditargetkan dimulai pada tahun 2027, dan selesai maksimal pada 2028.
“Makanya nanti hitung-hitungnya secara pasti oleh teman-teman dari tim Rumkim. Ini biar janji Pak Wali itu 2027 atau 2028 sudah bisa terwujud,” ujar Nina.
Kepala Disrumkim Kota Depok, Dadan Rustandi menjelaskan rencana akses jalan dan pembangunan Layanan Unggulan Hemodialisa di RSUD ASA Kota Depok pada peninjauan lapangan, Rabu (23/07/25). (Foto : Diskominfo Depok)
Sementara itu, Direktur RSUD ASA, Enny Ekasari, menuturkan bahwa fokus utama dari pengembangan ini adalah layanan ginjal, khususnya hemodialisa untuk pasien umum, ICU, dan anak-anak.
“Prioritasnya memang layanan unggulan ginjal, sesuai program kepala daerah. Harapannya, semuanya bisa berada dalam satu bangunan dengan konsep one stop service, mulai dari IGD, layanan HD, poli, rawat inap, hingga SWL,” jelas Enny.
Selain fasilitas utama tersebut, pihak RSUD juga akan menyesuaikan kebutuhan lainnya yang mendukung operasional, seperti gudang farmasi, gudang aset, pengolahan air, kelistrikan, dan ruang laundry.
Enny menambahkan bahwa kebutuhan lahan akan disesuaikan dengan standar pelayanan dan kondisi lapangan, mengingat masih tingginya kebutuhan layanan HD, termasuk untuk pasien anak yang belum banyak tersedia di rumah sakit lain.
“Kami berharap dari hasil peninjauan hari ini, Pemkot memberikan keputusan untuk perluasan lahan, demi mendukung program layanan unggulan ginjal di RSUD ASA,” tutupnya. (JD09/ED 01).