berita.depok.go.id - Yayasan Masyarakat Peduli Anak Indonesia (YMPAI) secara resmi membuka kembali Rumah Baca Alif, Minggu (6/7), di Grand Depok City, Cluster Gardenia, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya.
Kegiatan peluncuran dirangkaikan dengan penyelenggaraan Festival Game-Based Learning (GBL) yang mengusung tema LiterACTION atau Literasi dalam Aksi dan Imajinasi.
Founder dan Direktur YMPAI, Julie Rosvina, menyampaikan bahwa Rumah Baca Alif sebelumnya sempat tidak beroperasi secara umum selama masa pandemi COVID-19.
Kini, rumah baca tersebut kembali hadir untuk melayani masyarakat luas, khususnya anak-anak dan remaja usia 5–15 tahun.
“Rumah Baca Alif adalah salah satu ruang literasi yang kami inisiasi sejak 2016. Di masa pandemi, aktivitas terhenti. Kini kami buka kembali agar anak-anak dapat belajar dan bermain dalam suasana yang menyenangkan,” ujarnya.
Julie menjelaskan, kegiatan ini juga bertujuan mengenalkan pendekatan literasi berbasis permainan edukatif kepada masyarakat.
Melalui program GBL, anak-anak diajak untuk mengembangkan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis.
“Kami mengikuti pelatihan selama enam bulan untuk mengembangkan metode Game-Based Learning yang dilakukan oleh Yayasan Ludenara dengan dukungan dana dari Lego Foundation. Pendekatan ini dinilai efektif untuk menumbuhkan minat baca di tengah tantangan era digital,” tambahnya.
Baca Juga: Pemkot Depok Dukung Gerakan Literasi Masyarakat Lewat Peresmian Rumah Baca Alif
Selain peluncuran Rumah Baca Alif, YMPAI juga memperkenalkan Tim Muda Literasi YMPAI yang diberi nama SPECTRA, singkatan dari Spirit, Empowerment, Creativity, For teen, Resilience and Action.
Tim ini terdiri dari remaja yang akan dilibatkan sebagai relawan, fasilitator, sekaligus calon pemimpin gerakan literasi di masa depan.
Saat ini, terdapat 15 anggota muda yang tergabung dalam SPECTRA.
Mereka akan mendapatkan pelatihan kepemimpinan, pemetaan minat dan bakat, serta pengalaman langsung dalam kegiatan literasi berbasis komunitas.
Lebih lanjut, Rumah Baca Alif telah aktif sejak tahun 2018 di Depok dan telah melibatkan lebih dari 150 anak dalam kegiatan rutinnya.
Selain membaca, anak-anak juga mengikuti berbagai permainan edukatif sebagai media pembelajaran.
“Literasi tidak bisa ditanamkan hanya lewat membaca buku. Karena itu, kami selingi dengan aktivitas bermain, mendongeng, dan eksplorasi. Ini membuat anak-anak lebih antusias dan aktif,” jelas Julie.
Ke depan, Rumah Baca Alif akan membuka jadwal operasional yang lebih luas, serta membuka pendaftaran relawan untuk mendukung keberlangsungan program literasi yang inklusif dan berkelanjutan.
Kegiatan ini turut mendapat dukungan dari berbagai pihak, di antaranya Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diskarpus), serta Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok.
Hadir pula perwakilan dari DPRD Provinsi Jawa Barat serta tokoh masyarakat pegiat literasi. (JD03/ ED 01)