berita.depok.go.id - Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menghadirkan inovasi baru untuk mendukung percepatan penurunan stunting. Media pembelajaran interaktif bernama Puzzle Gizi Cerdas: Cegah Stunting dengan Gizi Seimbang diperkenalkan kepada kader posyandu sebagai metode edukasi yang menarik, sederhana, dan mudah dipahami.
Inovasi ini dikenalkan dalam kegiatan pengabdian masyarakat di Kampung Lio, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas. Tim FKM UI memperkuat kapasitas kader posyandu agar pesan gizi dapat disampaikan secara lebih kreatif dan interaktif kepada ibu yang memiliki balita.
Dosen Departemen Gizi FKM UI, Triyanti menjelaskan, Puzzle Gizi Cerdas terdiri atas 16 potongan bergambar Isi Piringku dengan pertanyaan edukatif di bagian belakang. Pertanyaannya meliputi topik seperti “Apa isi piringku untuk balita?” hingga “Bagaimana pemberian makan responsif itu?”.
“Media ini dirancang untuk membantu kader menyampaikan informasi gizi melalui konsep bermain sambil belajar, sehingga pesan mengenai pola makan seimbang tersampaikan lebih mudah kepada ibu dengan balita,” jelas Triyanti dalam rilis yang diterima berita.depok.go.id, Kamis (27/11/25).
Sebelum edukasi ke ibu balita dimulai, puluhan kader mengikuti training of trainers (ToT) di Puskesmas Pancoran Mas. Dalam sesi tersebut, Triyanti bersama dosen lainnya memberikan materi mengenai stunting, gizi seimbang, cara penggunaan puzzle, serta teknik komunikasi yang lebih efektif.
“Pendekatan ini memungkinkan kader menyampaikan edukasi secara ramah, tidak menggurui, dan mendorong perubahan perilaku positif,” ujarnya.
Kegiatan pendampingan turut melibatkan Guru Besar FKM UI, Sandra Fikawati, serta Ketua Departemen Gizi, Fathimah S. Sigit. Selama empat hari, 11–14 November 2025, tim mendampingi kader di lima posyandu. Sebanyak 40 ibu dengan balita menjadi penerima manfaat langsung dari edukasi ini.
Di setiap sesi, kader mengajak ibu menyusun puzzle hingga membentuk gambar “Isi Piringku Seimbang: Anak Sehat & Cerdas”. Setelah itu, ibu mengambil satu potongan puzzle dan menjawab pertanyaan edukatif di bagian belakangnya. Seluruh pertanyaan berkaitan erat dengan pencegahan stunting, mulai dari pemantauan tumbuh kembang, sumber protein hewani, hingga dampak konsumsi gula berlebih.
Metode permainan membuat suasana penyuluhan lebih interaktif. Ibu-ibu lebih aktif bertanya dan lebih mudah mengingat informasi. Kader juga merasakan peningkatan kepercayaan diri saat memberikan edukasi.
Triyanti menyampaikan, selain media puzzle, kader menerima Modul Gizi dan Panduan Penggunaan Puzzle agar kegiatan edukasi dapat terus berjalan secara mandiri. Kehadiran dosen dan guru besar FKM UI di lapangan menjadi bentuk komitmen memperkuat kapasitas kader posyandu sebagai garda terdepan pencegahan stunting.
“Kami ingin kader memahami konsep stunting sekaligus mampu menjelaskannya kepada ibu dengan balita melalui cara yang menyenangkan dan mudah diterima. Puzzle ini menjadi jembatan komunikasi yang efektif,” ucapnya.
Inovasi Puzzle Gizi Cerdas menunjukkan kontribusi nyata FKM UI dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan menghadirkan solusi berdampak bagi masyarakat. Pendekatan edukatif yang sederhana ini diharapkan membuat pemahaman mengenai gizi seimbang semakin mudah diterima, sehingga upaya pencegahan stunting dapat berjalan lebih optimal. (JD 05/ED 02)
