depok.go.id. Program Kota Cerdas (Smart City) saat ini mulai diterapkan di beberapa kabupaten/kota di Indonesia, termasuk Kota Depok. Penerapan program ini tidak hanya membutuhkan partisipasi dari pemerintah saja, namun juga seluruh pihak terkait (stakeholder), baik swasta, maupun masyarakat.
“Smart City bukan hanya pemerintah yang menyelenggarakan, tetapi juga membutuhkan peran serta dari seluruh pihak terkait. Baik pemerintah, swasta, masyarakat, maupun media,” tutur Wali Kota Depok, Mohammad Idris kepada depok.go.id, usai menghadiri kegiatan Bimtek Tahap 1 Penyusunan Masterplan Smart City di Hotel Bumi Wiyata, Margonda, Jumat (12/07/2019).
Mohammad Idris menegaskan, terdapat tiga hal yang perlu dipersiapkan dalam mewujudkan program tersebut. Yaitu pertama, persepsi tentang substansi Smart City. Kedua, kompetensi sesuai potensi. Ketiga, pengaplikasian dengan dedikasi
“Intinya kita harus punya persepsi yang sama tentang substansi Smart City, sehingga langkah dan tujuan ke depannya juga sama. Kemudian kita juga harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan potensi yang kita miliki karena setiap daerah memiliki potensi yang berbeda. Selain itu, perlu adanya dedikasi dalam menerapkan program ini,” ujarnya.
Dirinya menambahkan, Smart City bukan semata terkait dengan Teknologi Informasi (TI). Melainkan bagaimana menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.
“Mudah-mudahan kita bisa satu semangat, satu langkah dan satu persepsi untuk mewujudkan Smart City di Kota Depok,” tandasnya.
Penulis : Jose Marques
Editor: Dunih
Diskominfo