berita.depok.go.id - berita.depok.go.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Depok terus berupaya menambah ruang terbuka publik yang nyaman untuk masyarakat.
Salah satu upaya yang dilakukan yakni berkolaborasi dengan unsur Pentahelix dan mengajak partisipasi masyarakat untuk melakukan kerja sama dalam bidang pembiayaan.
“Sebab, sesuai dengan arahan Pak Gubernur juga demikian, bahwa sumber daripada pembangunan apapun yang kita lakukan di kota kita itu tidak hanya bersumber dari akademisi,” kata Kiai Idris, sapaan akrab Wali Kota Depok, saat Live Streaming TVRI Jawa Barat, Senin (25/12/23).
“Tetapi juga bisa dari CSR dan sumber-sumber anggaran yang lainnya yang sah dan sesuai dengan kebutuhan,” sambungnya.
Sebelumnya, ujar Kiai Idris, Pemkot Depok sudah membangun taman-taman kelurahan di setiap wilayah, begitu juga sebagian taman tingkat RW untuk memenuhi ruang publik yang ada di Kota Depok.
“Jadi sudah 63 kelurahan taman-taman yang kita bangun, dengan luasannya antara 500 sampai 1.000, ada juga yang 1.500 meter persegi,” ucapnya.
Lalu, untuk tingkat kota dalam level yang lebih besar, Kota Depok sudah memiliki dua ruang publik, seperti di Kecamatan Pancoran Mas (Panmas) ada Taman Lembah Gurame dan Taman Alun-alun Kota yang ada di bagian timur Kota Depok, tepatnya di kawasan Grand Depok City (GDC), Kecamatan Cilodong.
Kemudian, tahun ini ditargetkan Taman Alun-alun dan Hutan Kota Depok bagian barat selesai dibangun.
“InsyaAllah selesai pembangunan Taman Alun-Alun dan Hutan Kota yang ada di sebelah barat Kota Depok,” ujarnya.
“Ke depan kita juga akan meninggalkan dan mencari lahan untuk wilayah selatan dan utamanya utara untuk pembangunan taman alun-alun serupa, seperti itu, ini langkah-langkah strategis kita,” jelas Kiai Idris.
*Wali Kota Depok Sudah Pikirkan Aspek Keamanan
Wali Kota Depok, Mohammad Idris yang kerap disapa Kyai Idris mengatakan, Pemkot Depok sudah memikirkan aspek keamanan untuk mendukung Depok Open Space sebagai ruang terbuka publik bagi masyarakat.
“Pengamanan ini memang sudah kita pikirkan sebelumnya, utamanya untuk Depok Open Space yang memang di depan Balai Kota,” katanya saat Live Streaming TVRI Jawa Barat, Senin (25/12/2023).
Menurut Kiai Idris, sapaan akrab Wali Kota Depok, Mohammad Idris, tahun depan pihaknya akan menambah pembangunan pembatas pagar untuk ruang fasilitas pemerintah agar terpisah dengan Depok Open Space.
“Jadi tahun depan kita ada pembangunan pembatas pagar untuk ruang fasilitas pemerintah yang berpisah dengan Depok Open Space,” ujarnya.
Sedangkan untuk keamanan di taman-taman tiap kelurahan, pihaknya sudah menempatkan petugas-petugas, pegawai-pegawai non-PNS (Pegawai Negeri Sipil) untuk merawat, memelihara, dan juga bagian keamanan dari warga setempat.
“Kita kolaborasikan dengan Linmas di tingkat kelurahan, serta Satpol PP yang memang kami tugaskan di setiap kecamatan,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Pemkot Depok telah meresmikan Depok Open Space atau DOS yang berada di Jalan Margonda Raya Nomor 54, Kelurahan/Kecamatan Pancoran Mas (Panmas) atau tepatnya di depan Balai Kota Depok, Sabtu (23/12/2023).
DOS tersebut sengaja dibangun sebagai tempat untuk masyarakat berekspresi dan berkomunikasi dengan sesama di ruang terbuka publik tersebut.
*Upaya Pemeliharaan dan Perawatan
Wali Kota Depok, Mohammad Idris yang akrab disapa Kiai Idris menuturkan, pemeliharaan dan perawatan fasilitas-fasilitas publik di Kota Depok selama ini masih menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dialokasikan di tiap Perangkat Daerah (dinas) terkait.
“Misalnya di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, Satpol PP dan juga dinas terkait lainnya,” ungkapnya saat Live Streaming TVRI Jawa Barat, Senin (25/12/2023).
“Tetapi memang ke depan, karena kita baru dan sudah mempunyai peraturan daerah tentang pelimpahan atau pemeliharaan oleh masyarakat dari pemerintah daerah untuk diberikan kewenangan untuk memelihara,” jelasnya.
“Ini akan kita lakukan dan beberapa tempat fasilitas publik, misalnya tempat-tempat berolahraga, itu memang sudah diserahkan kepada masyarakat dengan melakukan kerja sama dengan Badan Keuangan Daerah (BKD),” sambungnya.
“Kerja sama ini antara pemerintah dan pengelola, ini dengan klausul-klausul yang insyaAllah memenuhi persyaratan dan juga ketentuan yang sudah diatur dalam peraturan daerah,” tuturnya.
*Tantangan Pembangunan Ruang Publik di Tengah Pertumbuhan Kota Depok
Wali Kota Depok, Mohammad Idris yang karib disapa Kyai Idris membeberkan, sejumlah tantangan yang dihadapi Pemkot Depok dalam membangun ruang publik di daerahnya.
“Pertama tentang masalah penambahan penduduk ya setiap tahun 40-45 ribu per tahunnya, ini jadi tantangan bagi kami untuk menambah fasilitas publik,” kata Kiai Idris saat Live Streaming TVRI Jawa Barat, Senin (25/12/2023).
Kedua, tantangan keterbatasan lahan, sebab banyak lahan di Kota Depok yang statusnya lahan tidur tetapi kepemilikannya swasta ataupun pribadi (perorangan).
“Ini yang akan kami komunikasikan kepada pihak swasta, kepada pihak pemilik lahan baik HGB atau Hak Guna Bangunan, ataupun memang hak milik penuh Sertifikat Hak Milik.(SHM), agar mereka bisa memberikan sedikit lahannya untuk kita lakukan penyelenggaraan pembangunan fasilitas publik,” ungkap Kiai Idris.
Karena memang ini sebuah tantangan bagi Kota Depok yang kepadatan penduduk sekarang sudah mencapai 10.000 jiwa per kilometer.
“Artinya per 1 meter persegi orang Depok ini mencapai total 10 orang, ini kan sempit-sempit, sehingga memang membutuhkan lahan-lahan untuk ruang publik mereka,” jelasnya.
Tantangan lainnya sekaligus membantu Pemkot Depok ialah hampir 71 persen penduduk warga Depok berusia produktif.
“20 sampai 65 tahun dan kebanyakan dari usia produktif ini adalah anak-anak milenial,” ujarnya.
Artinya mereka yang kreatif dan mempunyai inovasi yang kuat, bisa membantu Pemkot Depok.
“Kadang-kadang mereka ingin berbuat berjuang untuk kota itu tanpa pamrih, tanpa hitung-hitungan, dari sisi seperti itu anak-anak milenial, yang kami juga merasa terbantu dengan adanya usia produktif dan anak-anak milenial di kota ini,” tandas Kiai Idris. (JD09/ED02)