berita.depok.go.id - Wakil Ketua DPRD Kota Depok, Yeti Wulandari, menegaskan pentingnya peran keluarga dalam mencegah praktik korupsi, khususnya bagi para pejabat publik.
Hal ini disampaikannya usai mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Keluarga Berintegritas yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (24/06), di Ruang Rapat Paripurna DPRD Depok.
"Intinya, KPK saat ini sedang mengedukasi masyarakat bahwa pencegahan korupsi itu dimulai dari keluarga. Dimulai dari pasangan, bagaimana nantinya pasangan ini tidak menuntut di luar kapasitas suami atau istri," ujar Yeti, kepada berita.depok.go.id, usai kegiatan.
Ia menilai kegiatan tersebut sangat relevan dan menjadi panduan penting, terutama bagi dirinya yang saat ini memegang amanah sebagai wakil rakyat, termasuk sebagai seorang istri dari sesama anggota legislatif.
“Kebetulan saya dan suami sama-sama menjabat sebagai pimpinan DPRD, saya di Kota Depok dan suami di DPRD Provinsi DIY. Maka kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami untuk saling mengingatkan dalam menjaga integritas,” jelasnya.
Yeti juga menyinggung kehadiran peserta dalam kegiatan Bimtek, dimana hampir seluruh anggota DPRD Kota Depok hadir dalam kegiatan ini bersama pasangan masing-masing.
Hanya satu atau dua orang yang berhalangan karena sakit, dan tetap diwakili oleh keluarganya.
"Tadi hampir semua anggota hadir. Kalau pun ada yang tidak hadir karena sakit, mereka tetap diwakili oleh pasangan atau keluarganya," kata Yeti.
Ia juga menjelaskan alasan ketidakhadiran Fraksi Partai Golkar secara penuh karena saat bersamaan mereka sedang mengikuti Bimtek partai di Bandung.
“Tapi mereka tetap mengirimkan perwakilan, termasuk Wakil Ketua DPRD, Bapak Haji Tajudin Tabri, yang langsung datang dari Bandung,” tambahnya.
Yeti berharap setelah mengikuti kegiatan ini, seluruh anggota DPRD Kota Depok dapat lebih memahami rambu-rambu yang harus dijaga agar tidak terjerumus dalam tindak pidana korupsi.
“Harapannya kami yang diberi amanah mewakili masyarakat bisa memahami betul batas-batas yang tidak boleh dilanggar, serta keluarga di rumah juga bisa menjadi pengingat dan pengontrol yang paling dekat,” ungkapnya.
Baca Juga: Pimpinan dan Anggota DPRD Depok Ikuti Bimtek Keluarga Berintegritas dari KPK
Ia menekankan bahwa banyak kasus korupsi yang justru berawal dari tekanan atau dorongan keluarga.
Oleh sebab itu, edukasi yang menyasar pasangan pejabat publik seperti ini dianggap sangat penting.
“Sering kali, kasus korupsi itu muncul karena tekanan dari keluarga. Maka pencegahan sejak dari rumah tangga adalah kunci,” tutup Yeti. (JD09/ED 01).
