berita.depok.go.id - berita.depok.go.id - Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono mengatakan, dalam mendorong percepatan penurunan stunting di Kota Depok harus dilakukan secara bersama-sama dengan berbagai stakeholder. Kehadiran Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang terdiri dari unsur pentahelix diminta untuk perkuat kolaborasi dan koordinasi.
"Saya ajak semua pihak untuk dapat meningkatkan koordinasi dan kolaborasi, baik itu intervensi spesifik dan sensitif," katanya saat kegiatan Pertemuan Rembuk Stunting tingkat kota di Savero Hotel, Margonda, Senin (15/08/22).
IBH sapaan akrabnya menyebut, unsur pentahelix yang tergabung dalam TPPS di antaranya, akademisi, pembisnis, komunitas, pemerintah, dan media. Seluruh elemen ini memiliki peran yang besar dalam penurunan stunting.
Oleh sebab itu, IBH ingin hasil yang telah disepakati dalam rembuk stunting dapat dituangkan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran di Kota Depok tahun 2022. Hal ini agar mendorong adanya inovasi baru dalam kerangka percepatan penurunan stunting di Kota Depok.
Berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, angka Stunting di Kota Depok terendah se-Jawa Barat yaitu 12,3 persen, menurun dibanding 2019 yaitu 16,09 persen. Lalu, berdasarkan hasil Bulan Penimbangan Balita bulan Februari 2022 yang dihimpun oleh aplikasi Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Balita Berbasis Masyarakat (EPPGBBM), terdapat 3.693 balita atau 3,42 persen alami stunting pendek dan sangat pendek.
"Angka stunting ini mengalami penurunan dibanding Agustus 2021 sebesar 3,5 persen. Saya harap Rembuk Stunting ini adalah ikhtiar dalam kerangka mewujudkan zero new stunting di Depok," tandasnya. (JD 05/ED 01/EUD02)