berita.depok.go.id - Kesadaran masyarakat membuang sampah sembarangan, terutama ke saluran air, masih menjadi tantangan serius di wilayah Kelurahan Cilangkap.
Menyikapi hal tersebut, warga bersama pengurus RW kini mulai bergerak membuat jaring penahan sampah secara swadaya di masing-masing wilayahnya.
Lurah Cilangkap, Teguh Santoso, mengungkapkan bahwa berdasarkan pemetaan, ada beberapa aliran kali yang sering menjadi tempat pembuangan sampah liar.
“Ada Kali Tengah, Kali Pinggir Kanan, Kali Pinggir Kiri. Semua kali itu masyarakatnya masih kurang sadar, buang sampah ke kali,” ujar Teguh, kepada berita.depok.go.id, Rabu (23/04/25).
Sebagai langkah awal, pihak kelurahan mendorong tiap RW membangun sekat-sekat penahan sampah.
“Yang pertama dilaksanakan penyekatan pager untuk sampah liar di masing-masing RW. Ada 6 RW yang kemarin sudah kita koordinasikan. Jadi tiap RW punya sekat masing-masing, dan nanti koordinasi dengan warganya agar tidak lagi buang sampah sembarangan,” jelasnya.
Teguh menyebutkan, hingga saat ini enam RW telah memasang pagar sampah di saluran air yang melintasi wilayahnya, yaitu RW 01, RW 03, RW 07, RW 09, RW 10, dan RW 16.
Menurut Teguh, meskipun tidak ada anggaran khusus, semangat gotong royong warga cukup tinggi.
“Karena nggak ada anggaran, ya dimanfaatkan material bekas. Bisa dari kawat, bambu, yang penting sampah nyangkut dulu. Jadi bisa kelihatan itu sampah ulah siapa, RW mana,” ucapnya.
Dengan adanya penyekatan ini, lanjut Teguh, diharapkan tidak ada lagi RW yang menjadi korban akibat sampah liar dari wilayah lain.
“Selama ini kan selesai di satu RW, ujungnya RW 10 yang banjir. Sekarang tiap RW bisa lihat, oh ini sampah dari RW sendiri," ujar Teguh.
Selain itu, Teguh juga mengimbau pengurus RW untuk lebih aktif dalam mengelola sampah ke depan.
“Sampah ini jadi masalah hari ini, tapi ke depan bisa jadi berkah. Lewat dana RW yang nanti mulai jalan di 2025 untuk anggaran 2026, RW bisa ambil paket pengolahan sampah,” ujarnya.
Pengolahan ini termasuk aktivasi maggot untuk sampah organik.
“Maggot nya bisa dikeringkan, jadi pakan ikan hias, atau kalau masih basah bisa buat ikan konsumsi kayak lele, mujair, gurame. Jadi ini peluang buat warga, supaya sampah bukan cuma jadi beban, tapi jadi sumber ekonomi sirkuler,” tutup Teguh. (JD09/ED 01).