Temukan informasi terkini dengan mengikuti akun sosial media kami

Wali Kota Depok Tanam Pohon Alpukat Miki di Apeksi 2019, Ini Alasannya

admin - berita depok
Senin, 15 Juli 2019, 11:47 WIB

Wali Kota Depok, Mohammad Idris bersama Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial beserta Kepala BKPSDM Kota Depok melakukan penanaman pohon Alpukat Miki di Apeksi 2019. (Foto: Bima/ Diskominfo)

depok.go.id – Hari ketiga pelaksanaan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), Wali Kota Depok, Mohammad Idris melakukan penanaman pohon Alpukat Miki. Penanaman pohon tersebut dilaksanakan di Hutan Wisata Tinjomoyo, Semarang.

Dalam pelaksanaan penanaman pohon khas daerah tersebut, Kota Depok menyerahkan tiga jenis pohon terdiri dari pohon Alpukat Miki, Jambu Mutiara, dan Belimbing Dewa.

Mohammad Idris menjelaskan, pemilihan pohon tersebut merupakan hasil dari inovasi masyarakat Kota Depok. Seperti pohon Belimbing Dewa, katanya, meskipun belimbing ada di banyak daerah, namun Belimbing Dewa ini istimewa karena kekhasan rasa manis dan bentuknya yang besar.

Begitu juga dengan Alpukat Miki yang pusat pengembangannya di Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji. Alpukat ini sangat istimewa karena tidak mudah diserang ulat, serta memiliki tekstur yang lembut dan tebal daging buahnya.

“Kita inginnya tidak sekedar ditanam hari ini saja. Namun juga harus dijaga, dirawat, dan dikembangkan. Karena alpukat miki pada khususnya termasuk tanaman yang butuh perawatannya ekstra,” tuturnya kepada depok.go.id usai melakukan penanaman pohon khas daerah dalam rangkaian Apeksi, Kamis (04/07/2019).

Lebih lanjut, ucapnya, dengan ikut berpartisipasi dalam penanaman pohon artinya Kota Depok telah membantu untuk menyelesaikan persoalan pemanasan global (global warming), sehingga lingkungan hidup tetap terjaga dan terpelihara. Selain itu, Pemkot Depok juga melakukan sesuatu yang positif untuk generasi mendatang.

“Penanaman pohon ini hasilnya untuk generasi mendatang, maka apa yang kita laksanakan hari ini untuk generasi yang lebih baik,” tandasnya.

Penulis: Nurul Hasanah

Editor: Retno Yulianti

Diskominfo