berita.depok.go.id - berita.depok.go.id - Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Depok, Imam Budi Hartono mengatakan, anak-anak Depok di masa 2045 tidak boleh ada yang stunting.
Oleh sebab itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok bersama stakeholder akan berusaha menyiapkan generasi sehat dan berkualitas saat Indonesia emas mendatang.
Hal ini ditegaskan Bang Imam, sapaan akrab Wakil Wali Kota Depok kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Depok saat rapat koordinasi (rakor) evaluasi kinerja 8 aksi konvergensi dan publikasi data stunting, di Wisma Hijau, Kecamatan Cimanggis, Kamis (23/11/23).
"Intervensi stunting sangat dibutuhkan dalam rangka Indonesia emas, tugas kita (TPPS) untuk menyiapkan generasi emas itu karena pemerintah dari tingkat pusat, provinsi dan kota sudah sangat konsen banget," ujarnya dalam acara tersebut.
Dikatakannya, intervensi stunting tidak hanya tugas pemerintah namun butuh kolaborasi seluruh pihak. Termasuk akademisi, pebisnis, komunitas dan media untuk sama-sama mengatasi kasus stunting.
"Kemarin kita dapat penghargaan lima kota terendah kasus stuntingnya, tetapi tidak boleh berhenti (upayanya) sampai di situ," kata Bang Imam.
Dirinya yang juga menjabat Wakil Wali Kota Depok ini menyampaikan beberapa catatan untuk TPPS dalam melakukan upaya intervensi kasus stunting di Kota Depok.
Pertama, peningkatan cakupan dan kualitas pelaksanaan intervensi secara holistik di semua perangkat daerah.
Kedua, pemberian makanan tambahan ke balita stunting melalui program Kartu Depok Sejahtera (KDS).
Ketiga, melibatkan semua pihak dalam penanganan stunting. Salah satunya media massa dengan pemberitaan yang mencerdaskan keluarga tantang bahaya stunting.
"Keempat mencerdaskan kader, harus ada regenerasi dan diberikan peningkatan kapasitasnya," ujarnya.
"Kelima, percepatan penurunan stunting lewat keagamaan mengajak ustaz/ustazah mensosialisasikan tentang stunting kepada jemaahnya," papar Bang Imam.
"Bapak-bapaknya juga dikasih tahu tugasnya dalam pencegahan stunting, karena ini bukan hanya tugas ibu-ibu tapi bapak juga," ucapnya.
Bang Imam menyebut, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan kasus stunting di Kota Depok 12,6 persen.
Sedangkan, berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) Dinas Kesehatan Kota Depok kasus stuntingnya 3,6 persen.
"Semua yang hadir di sini harus bertekad untuk terus menurunkan angka tersebut," tandasnya. (JD 05/ED 02)