Temukan informasi terkini dengan mengikuti akun sosial media kami

News Pemerintahan
Selama 2024, Kota Depok Alami Deflasi 3 Bulan Beruntun dan Inflasi Delapan Kali
JD 02 - berita depok

36
Rabu, 15 Jan 2025, 12:44 WIB

Kepala BPS Kota Depok Agus Marzuki. (Foto:Istimewa)

berita.depok.go.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Depok telah merilis data inflasi dan deflasi Kota Depok yang terjadi di sepanjang tahun 2024 

Kepala BPS Kota Depok, Agus Marzuki mengungkapkan, sepanjang tahun 2024 Kota Depok mengalami delapan kali inflasi dan empat kali deflasi. 

"Data inflasi Kota Depok tahun 2024 sebesar 1,95 persen menurun dibandingkan pada tahun 2023 sebesar 2,49 persen," ungkap Agus kepada berita.depok.go.id, Rabu (15/01/25). 

Hasil tersebut dihitung berdasarkan survei harga konsumen yang diperoleh dari indeks harga konsumen yang dihitung berdasarkan perhitungan survei biaya hidup tahun dasar 2022=100 selama tahun 2024. 

Baca Juga: Tahun 2024, Angka Kemiskinan Kota Depok Terendah di Jawa Barat

"Terjadinya inflasi tentu disebabkan oleh beberapa faktor, sehingga pasokan kebutuhan mengalami kendala dan berdampak pada inflasi," jelasnya. 

Dirinya menambahkan, inflasi tertinggi pada tahun 2024 terjadi pada Februari dan Maret.

Pada bulan Maret, terjadi inflasi yang cukup tinggi, yakni sebesar 0,51 persen. 

Komoditas yang signifikan menyumbang inflasi adalah daging ayam ras, telur ayam ras, dan beras.

Baca Juga: Catatkan Tren Positif! Tingkat Kemiskinan di Kota Depok Turun di 2024

Sementara pada bulan Februari inflasi ada diangka 0,56 persen, hal ini disebabkan adanya pengunduran masa panen raya beras, yang disebabkan oleh cuaca. 

Sehingga pasokan beras sedikit bahkan sempat hilang di pasaran. 

Pada saat itu, beras menyumbang andil inflasi sebesar 0,36 persen.

"Selain terjadi inflasi Kota Depok juga mengalami deflasi sebanyak 4 kali diantaranya 3 bulan berurutan, yakni Mei hingga Juli dan dan 1 kali di bulan September," jelasnya. 

Dikatakan Agus Marzuki, deflasi terjadi karena beberapa faktor, seperti, daya beli masyarakat yang menurun karena adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) dari beberapa perusahaan.

Serta adanya kondisi politik di tanah air yang belum menentu karena ada pemilihan presiden dan kepala daerah serentak.

Lebih lanjut, Agus mengungkapkan, sepanjang tahun 2024 terjadi inflasi di hampir semua kelompok pengeluaran, kecuali kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang mengalami deflasi. 

Untuk makanan, minuman, dan tembakau menjadi kelompok komoditas yang memberikan andil inflasi tertinggi sepanjang tahun 2024. 

Hal ini salah satunya disebabkan adanya kenaikan harga beras karena faktor cuaca sangat bertanggungjawab terhadap naiknya harga beras. 

"Dan juga tidak kalah pentingnya adalah peran kopi bubuk yang menjadi penyumbang tertinggi kedua setelah emas perhiasan pada inflasi tahun 2024," tutupnya. (JD 03/ ED 01). 


Apa reaksi anda?
0
0
0
0
0
0
0