Temukan informasi terkini dengan mengikuti akun sosial media kami

News Pemerintahan
Raih Gelar Doktor UI, Ketua NU Depok Presentasikan Peran NU di Mata Dunia lewat Diplomasi Global
JD10 - berita depok

341
Kamis, 11 Des 2025, 16:10 WIB

Foto dari kiri: Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Pradi Supriyatna, KH. As'ad Said Ali tokoh NU dan mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), KH. Achmad Solechan, Wali Kota Depok Supian Suri dan Ketua MUI Kota Depok KH. Syihabuddin Ahmad. (Foto: Humas NU Kota Depok)

berita.depok.go.id - Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Depok, KH. Achmad Solechan, berhasil mempresentasikan disertasinya di hadapan para penguji. Disertasi berjudul “Peran Internasional Nahdlatul Ulama dalam Relasi Antarbangsa Melalui Multi-Track Diplomacy: Pendekatan Konstruktivis terhadap Organisasi Keagamaan sebagai Non-State Actor” memberikan kontribusi pada dunia akademik dan diplomasi global.

Menurutnya, NU sebagai salah satu organisasi massa memiliki peran yang sangat besar tidak hanya di Indonesia, namun juga di tataran global. NU berperan aktif dalam krisis kemanusiaan dan mediasi nyata di berbagai negara seperti Afghanistan, Thailand Selatan, dan lainnya. Begitu juga dalam forum strategis global seperti R20 (Religion of Twenty), ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (ASEAN IIDC), Konferensi Internasional Islam untuk Kemanusiaan (Humanitarian Islam), dan sebagainya. Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua PCNU Kota Depok KH. Achmad Solechan.

“NU sebagai organisasi keagamaan kini bukan lagi pemain pinggiran dalam diplomasi global. NU, dengan kekuatan jaringan, nilai, dan jejak historisnya, terbukti tampil sebagai aktor transnasional yang mampu menjembatani dialog, meredakan konflik, dan menawarkan arah moral dalam isu-isu dunia,” ujarnya melalui rilis PCNU Kota Depok yang diterima berita.depok.go.id.

Ia menyebutkan penelitiannya memetakan peran internasional NU dalam percaturan hubungan antarbangsa—sebuah tema yang relevansinya kian terasa di tengah dunia yang rentan polarisasi dan krisis kemanusiaan.

Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dan wawancara mendalam ini memperlihatkan bagaimana NU mengekspresikan nilai-nilai moderasi, yaitu tawassuth (seimbang), tasamuh (toleransi), tawazun (seimbang), hingga istiqamah (konsisten atau terus-menerus). Menurutnya, nilai-nilai ini bukan sekadar slogan, melainkan kerangka kerja diplomasi.

“Melalui pendekatan Multi-Track Diplomacy mampu menjelaskan mobilitas NU di berbagai arena. Mulai dari jalur resmi hingga diplomasi kultural, dari forum elite hingga jaringan diaspora PCINU,” jelasnya di hadapan Ketua Sidang Prof. Dr. Drs. Supriatna, M.T., para promotor, dan penguji.

Kiyai Alech, sapaan akrabnya, tidak hanya memotret capaian. Penelitian ini juga menyoroti tantangan.

Menurutnya, masih perlu mengonsolidasikan strategi global, memperkuat kapasitas sumber daya, dan memaksimalkan potensi diaspora. Dunia yang semakin kompleks menuntut NU untuk lebih adaptif dalam menjawab isu-isu kemanusiaan, krisis politik, hingga gelombang radikalisme.

“Sebagai jawaban, kami mengusulkan kerangka konseptual MiND Model (Multidimensional Non-State Diplomacy) yang terdiri atas lima pilar: nilai, arena, humanitarian, multi dimensi, dan aksi. Model ini dirancang sebagai pedoman strategis agar NU dapat memperkuat posisi diplomatiknya pada masa mendatang,” terangnya.

Ia menilai kajian tersebut mempertegas Indonesia memiliki modal besar dalam diplomasi berbasis nilai kemanusiaan dan moderasi beragama.

“Kekuatan Indonesia di panggung global tidak hanya bertumpu pada negara, namun juga pada organisasi keagamaan yang memiliki legitimasi moral dan jejaring internasional yang luas,” katanya.

Para penguji, mulai dari Prof. Yon Machmudi, Ph.D., Dr. Nurwahidin, M.Ag., Dr. Mulawarman Hannase, hingga Dr. M. Imdadun Rahmat, menguji kedalaman analisis dan ketajaman argumentasi yang dibangun. Penelitian ini dinilai bukan hanya memberi kontribusi akademik, tetapi juga membuka ruang diskusi baru bagi diplomasi Indonesia, mengingat aktor non-negara dapat menjadi jembatan solusi di tengah dunia yang terfragmentasi.

Disertasi ini menyoroti kontribusi strategis NU dalam diplomasi lintas negara. Kapasitas NU sebagai aktor keagamaan global yang mampu membangun jejaring dialog, memperkuat moderasi beragama, serta mendorong ekosistem perdamaian melalui peran non-negara yang efektif. Karya ini dinilai memperluas horizon keilmuan mengenai kontribusi organisasi keagamaan dalam lanskap geopolitik modern.

Sementara itu, Wali Kota Depok H. Supian Suri mengapresiasi prestasi akademik yang diraih Kiyai Achmad Solechan. Dirinya berharap semoga semakin bermanfaat bagi kemajuan Kota Depok.

“Selamat buat Bapak Kiyai Achmad Solechan yang sudah mendapatkan gelar Doktor. Semoga semakin manfaat dengan PCNU-nya di Kota Depok ini,” katanya.

Hal senada diungkapkan Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Fraksi Gerindra dari Kota Depok H. Pradi Supriatna yang mengucapkan selamat atas keberhasilan Kiyai Alech meraih gelar doktor.

“Saya ucapkan selamat kepada Kiyai Achmad Solechan atas gelar doktor yang diraihnya. Semoga ilmunya semakin manfaat untuk masyarakat luas. Salam dari sahabatmu,” ujar Pradi.

Dalam kesempatan tersebut, tampak hadir Mantan Wakil Kepala BIN KH. As’ad Ali, Ketua MUI Kota Depok KH. Syihabuddin Ahmad, David, tokoh lintas agama, tokoh nasional, para pengurus NU, dan lainnya. (JD 10/ED 02)


Apa reaksi anda?
0
0
0
0
1
0
0