Temukan informasi terkini dengan mengikuti akun sosial media kami

Puluhan Warga Depok Tapak Tilas Sejarah Sambil Memungut Sampah

Rabu, 30 Oktober 2019, 22:57 WIB
Kesra

Sejumlah masyarakat berkumpul di Basecamp Komunitas Ciliwung Panus usai aksi memungut sampah dibawah jembatan Panus. (Foto : Janet/Diskominfo)

Puluhan warga Kota Depok melakukan kegiatan tapak tilas Sungai Ciliwung sambil memungut sampah di bawah Jembatan Panus, yang dilintasi Sungai Ciliwung. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran anak-anak muda tentang sejarah dan kecintaan kepada alam lingkungan Kota Depok, khususnya Sungai Ciliwung yang merupakan sungai bersejarah.

Koordinator Depok Beragam, Nor Hiqmah mengatakan, kegiatan ini dimaksud untuk mengenalkan sejarah Sungai Ciliwung, sebagai pintu masuk keberagaman di Depok. Sekaligus menumbuhkan kecintaan pada kebersihan lingungan.

“Temanya Nelusurin Sejarah, Mungutin Sampah. Harapan kami, anak muda lebih peduli terhadap lingkungannya, terutama lingkungan di sekitar Sungai Ciliwung,” ujarnya di sela kegiatan, Minggu (29/09/2019).

Di tempat yang sama, sejarawan JJ Rizal mengungkapkan, Sungai Ciliwung membuat masyarakat Depok sejatinya adalah masyarakat sungai. Namun, sayangnya budaya menjaga sungai belum tertanam di benak masyarakat.

“Sejarah mencatat, hubungan pertama Depok dengan dunia internasional yang membuat Depok memiliki komunitas masyarakat yang beragam, karena  Ciliwung. Misalnya, dengan orang Tionghoa ada situs sejarah Pondok Cina dari abad ke-17 yang terletak tak jauh dari Ciliwung,” jelasnya.

Begitu pula dengan hubungan Eropa yang dimulai dengan Belanda. Hal tersebut meninggalkan banyak situs sejarah, salah satunya adalah Jembatan Panus yang membentang di atas Ciliwung dekat permukiman kaum Belanda Depok.

Rizal menambahkan, Jembatan Panus merupakan situs yang sudah berumur satu abad pada tahun 2017. Menurutnya, jembatan ini menjadi gerbang yang menghubungan Depok dengan daerah sekitar, terutama Jakarta dan Bogor. Situs sejarah Jembatan Panus inilah yang menjadi tempat kegiatan menyelusuri sejarah dan mengambil sampah.

“Jangan jadikan Sungai Ciliwung tempat sampah raksasa,” ucapnya.

Untuk diketahui, kegiatan ini diikuti oleh kaum muda kota Depok dari berbagai komunitas dan perwakilan siswa SMA/SMK se-Kota Depok beserta perwakilan guru pendamping. Beberapa sekolah yang terlibat dalam kegiaan di antaranya adalah SMA Lazuardi, SMA Cakrabuana, SMK Kesuma Bangsa, SMAN 7, SMAN 5 dan SMAN 8.

Penulis : Janet Swastika
Editor : Dunih
Diskominfo