Temukan informasi terkini dengan mengikuti akun sosial media kami

News Pemerintahan Pembangunan Kesehatan Berbudaya Pendidikan
Pesan Wali Kota Depok untuk PPNS: Tugas Bela Negara dalam Fungsi Pengaturan
JD10 - berita depok

81
Kamis, 21 Sep 2023, 8:42 WIB

Wali Kota Depok, Mohammad Idris saat memberikan sambutan saat penerimaan kunjungan peserta studi kerja profesi Diklat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perda Gelombang VII Tahun Anggaran 2023 Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI) di Ruang Edelweiss Lantai 5, Balai Kota Depok, Selasa (19/09/2023). (Foto : Diskominfo Depok).

berita.depok.go.id - berita.depok.go.id - Wali Kota Depok, Mohammad Idris menerima kunjungan peserta studi kerja profesi Diklat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perda Gelombang VII Tahun Anggaran 2023 Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI) di Ruang Edelweiss Lantai 5, Balai Kota Depok, Selasa (19/09/2023).

“Terima kasih Kemendagri dan juga para pendamping dari Polri, Kota Depok mendapat kepercayaan untuk dilakukannya program ini, yaitu studi kerja profesi diklat PPNS gelombang VII menjelang akhir,” kata Wali Kota Depok, Mohammad Idris dalam sambutannya.

Dia menuturkan, disamping melaksanakan pelayanan pemerintah juga memiliki peran melaksanakan pengaturan, dengan tujuan untuk menjaga keteraturan dan ketertiban di masyarakat.

“Apalagi seperti di Depok, sekarang ada satu kelurahan jumlah penduduknya 120 ribu jiwa, mungkin satu kelurahan di daerah bapak, Kalimantan, Sumatera hanya sebagian dari jumlah penduduk di Kelurahan Tugu,” katanya.

Meski dilihat sebagai pekerjaan yang sederhana, ujar Kiai Idris, sapaan akrab Wali Kota Depok, namun menjadi PPNS merupakan bagian dari tugas bela negara dalam fungsi pengaturan, dan ini adalah tugas mulia.

Sebab, ujarnya, proses rekrutmen tidak mudah dan pelatihannya memakan waktu lama, sekitar 300 jam atau 45 hari.

“Diklat 45 hari itu bukan sesuatu yang mudah, berlangsungnya juga pasti cukup ketat karena pembina dan mentornya langsung dari Polri,” katanya.

Baginya, ini adalah sebuah hikmah besar yang bisa diambil pelajarannya, bahwa dalam menjalani hidup tidak lepas dari tantangan yang harus mampu dihadapi dan diselesaikan.

Tantangan tersebut juga harus bisa dimanfaatkan sebagai peluang dari Tuhan Yang Maha Esa agar bisa berkarya bagi bangsa dan negara.

“Beda rakyat biasa yang tidak punya otoritas dan kewenangan dengan bapak ibu yang sudah terpilih dan terseleksi sangat besar untuk bisa berkarya bagi bangsa dan negara,” tuturnya.

Kiai Idris melanjutkan, jika selama mengikuti pelatihan memiliki perasaan cemas, itu menandakan peserta studi kerja profesi Diklat PPNS adalah orang-orang yang hebat.

“Karena bagi negarawan, aparatur dan pelayanan masyarakat ketika muncul perasaan cemas akan dijadikan semangat untuk terus belajar,” tuturnya.

Dirinya pun teringat dengan kata-kata Mahatma Gandhi yang mengatakan hiduplah seolah engkau mati besok, belajarlah seolah engkau hidup selamanya.

“Maksud dari kata-kata ini adalah kalau kita belajar lalu berhenti maka kita hanya akan menguasai masa lalau, namun jika kita belajar terus menerus maka akan bisa menggenggam masa depan,” jelasnya.

“Karena sebenernya inti dari diklat yang saya pahami adalah what next atau setelahnya bukan saat pelatihannya, sebab keberhasilan diklat terlihat usai kegiatannya,” ujarnya.

“Biasanya sebagian orang setelah mengikuti diklat malah melempem, dan itu tidak boleh,” ujarnya.

“PPNS sebagai penegak perda atau peraturan daerah bukan berarti cemberut, tetapi harus bersama warga dalam memberikan pemahaman dan mengedukasi warga untuk bisa hidup teratur,” tegasnya.

“Dengan begitu, kita bisa hidup nyaman, tentram dan damai di negeri kita,” tutup Kiai Idris. (JD10/ED01). 


Apa reaksi anda?
0
0
0
0
0
0
0