Temukan informasi terkini dengan mengikuti akun sosial media kami

News Pemerintahan
Perubahan Iklim Harus Diantisipasi, Meski Air Baku di Depok Baik
JD 05 - berita depok

591
Rabu, 22 Jan 2025, 10:14 WIB

Foto: JD 05/Diskominfo. Rakor Kick Off Meeting Climate Change Vulnerability Assesment di Ruang Sapa Saba Bappeda Kota Depok, belum lama ini.

berita.depok.go.id - Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Depok menyambut baik kajian yang sedang dilakukan USAID IUWASH Tangguh dan konsultan terkait penilaian kerentanan perubahan iklim, khususnya sumber daya air di wilayah Kota Depok.

Kepala Bappeda Kota Depok, Dadang Wihana mengatakan, kondisi air baku di Kota Depok yang bersumber dari Sungai Ciliwung masih tergolong baik. Air ini digunakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, disamping air tanah.

"Tapi tetap ada tantangan ke depannya perlu bagaimana dalam kajian ini memantapkan wilayah seperti Depok yang sumber airnya masih bagus, khawatir dapat mengancam lingkungan ke depan," katanya dalam acara Kick Off Meeting Climate Change Vulnerability Assesment di Ruang Sapa Saba Bappeda Kota Depok, belum lama ini.

Menurut Dadang, air merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh masyarakat perkotaan. Selain Ciliwung, Sungai Pesanggrahan juga melintasi Kota Depok namun airnya tidak dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat sekitarnya.

"Pesanggrahan sulit karena tarik menarik izin dengan Jakarta sehingga tidak bisa dikeluarkan untuk Depok, sehingga ini harus kita maksimalkan daerah sungai ciliwung apakah nanti akan dibuat embung, agar ketersediaan pasokan air bersih tersedia," paparnya.

Lanjutnya, kajian yang dilakukan konsultan dari USAID IUWASH Tangguh dapat memberikan secara jelas kondisi kebutuhan air di Kota Depok. Serta mampu merekomendasikan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok untuk upaya yang dilakukan ke depannya.

"Depok sebetulnya sudah melakukan banyak hal, kita banyak situ kira-kira ada 20 situ tetapi tidak bisa digunakan sebagai sumber air bersih, atau mungkin kalau dipakai pun, cost-nya sangat tinggi," ungkapnya.

"Harapannya dengan kajian ini kami bisa memenuhi target RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) Kabupaten/Kota, seluruh rumah tangga harus sudah mendapatkan layanan air minum perpipaan 100 persen," pungkas Dadang. (JD 05/MGG Argia/ED 02)


Apa reaksi anda?
0
0
0
0
0
0
0