Temukan informasi terkini dengan mengikuti akun sosial media kami

News Pendidikan
Pakar Kesehatan UI Bagikan Kunci Tetap Sehat Pasca Lebaran
JD 05 - berita depok

797
Kamis, 10 Apr 2025, 17:29 WIB

(Foto: Humas UI) Dokter konsultan endokrin metabolik dan diabetes dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Prof. Dr. dr. Em Yunir, Sp.PD-KEMD.

berita.depok.go.id - Momentum Lebaran menjadi hari istimewa bagi seluruh umat Muslim yang merayakannya. Sebab, di saat inilah mereka dapat menyantap semua jenis makanan setelah berpuasa sebulan penuh Ramadan.

Namun, Pakar Kesehatan dari Universitas Indonesia (UI) mengingatkan pentingnya menjaga tubuh dari makanan yang bersantan seperti opor, rendang daging. Serta mengandung tepung dan gula, karena dapat menyebabkan penyakit setelah mengonsumsinya.

Karena, kebanyakan dari hidangan tersebut mengandung kalori yang tinggi. Jika tidak diwaspadai, hidangan ini justru bisa menjadi pemicu berbagai masalah kesehatan. Seperti meningkatnya gula darah, kolesterol, dan tekanan darah yang dapat meningkatkan risiko diabetes, hipertensi, serta penyakit jantung dan pembuluh.

Dokter Konsultan Endokrin Metabolik dan Diabetes dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran UI, Prof. Dr. dr. Em Yunir, Sp.PD-KEMD mengatakan, pola makan yang berubah dan tidak terkontrol saat perayaan Idulfitri dapat meningkatkan risiko penyakit Kardiovaskular.

Menurutnya, selama berpuasa Ramadan tubuh mengalami adaptasi metabolik positif. Seperti penurunan berat badan dan massa lemak, terkontrolnya kolesterol total dan trigliserida, stabilitas kadar gula darah dan tekanan darah, serta penurunan stres dan kecemasan.

"Namun saat Lebaran, pola makan berubah drastis. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan berat badan akibat konsumsi kalori berlebihan, hipertensi akibat asupan garam dan lemak tinggi, peningkatan kadar gula karena konsumsi karbohidrat berlebih, dan penumpukan kolesterol yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular," ungkapnya dalam rilis yang diterima berita.depok.go.id, Kamis (10/04/25).

Agar tetap sehat setelah Lebaran, Prof Yunir menyarankan tiga aktivitas utama. Yakni, mengatur pola makan dengan menerapkan jumlah, jenis, dan jadwal (3J), latihan fisik yang teratur. Dan menjaga kepatuhan minum obat rutin bagi orang dengan kondisi medis tertentu.

"Dalam menerapkan 3J kita harus membatasi jumlah konsumsi makanan berlemak dan tinggi kolesterol, seperti opor ayam, rendang, dan kue-kue lebaran. Perlu diingat, kelebihan asupan 500 kalori per hari bisa meningkatkan berat badan 0,5 kg per minggu,” paparnya.

Lebih lanjut, ujar dia, jenis makanan untuk mencegah peningkatan berat badan, antara lain karbohidrat berserat tinggi (45–65 persen dari total kalori) seperti nasi merah atau ubi. Lemak sehat seperti alpukat dan ikan yang mengandung 20–25 persen dari lemak kalori, serta asupan protein yang cukup (1–2 g/kg BB/hari) seperti daging ayam, tempe, dan telur.

Selain itu, dianjurkan untuk mengurangi makanan berlemak yang tinggi kolesterol, membatasi asupan natrium atau garam (<1,5–2 gram/hari), dan meningkatkan asupan serat (20–35 gram/hari).

“Tidak lupa, kita harus mengatur jadwal makan tiga kali sehari dengan porsi seimbang, serta selingan camilan sehat seperti buah-buahan,” ujarnya.

Ia pun merekomendasikan latihan fisik dalam menjaga kesehatan pasca Lebaran dengan olahraga selama 30–45 menit, dengan total 150 menit per minggu. Beberapa aktivitas fisik yang dapat dilakukan di rumah, antara lain jalan cepat, naik turun tangga, jumping jacks, squat, dan wall push-up.

Faktor penting lain yang juga perlu diperhatikan adalah kepatuhan minum obat, terutama bagi penderita hipertensi, diabetes, atau kolesterol tinggi. Konsumsi obat sesuai anjuran dokter dapat membantu menjaga keseimbangan metabolik tubuh dan mencegah komplikasi serius.

Prof. Yunir mengingatkan apabila seseorang mengalami pusing hebat, sesak napas, nyeri dada, atau kebingungan, segera pergi ke rumah sakit untuk menghindari komplikasi serius seperti stroke atau serangan jantung.

"Selain itu, jika seseorang mengalami gejala lemas, mudah mengantuk, dan kehilangan kesadaran, itu mengalami kekurangan gula dalam jumlah besar (hipoglikemia), sehingga perlu dilakukan pemeriksaan segera," pungkasnya. (JD 05/ED02)


Apa reaksi anda?
0
0
0
0
0
0
0