Temukan informasi terkini dengan mengikuti akun sosial media kami

News Other
MUI Depok, Generasi Qur’ani Adalah Fondasi Menuju Indonesia Emas 2045
JD09 - berita depok

97
Kamis, 12 Jun 2025, 12:00 WIB

Siti Luluk Muflihah, Anggota Komisi Dakwah dan Ukhuwah menyanpaikan materi kepada peserta halaqah dakwah yang digelar di Gedung Dakwah MUI Kota Depok, Rabu (11/06/25). (Foto : Diskominfo Depok).

berita.depok.go.id - Komisi Dakwah dan Ukhuwah Islamiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok mendorong penguatan pendidikan Al-Qur’an di kalangan pelajar sebagai bagian dari upaya membentuk generasi Qur’ani yang akan menjadi fondasi utama menuju Indonesia Emas 2045. 

Hal ini disampaikan oleh Siti Luluk Muflihah, Anggota Komisi Dakwah dan Ukhuwah, dalam halaqah dakwah yang digelar di Gedung Dakwah MUI Kota Depok, Rabu (11/06/25).

Menurut Siti Luluk, generasi Qur’ani merupakan generasi yang mampu membaca, memahami, dan mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Mereka tidak hanya menjadi pribadi yang religius, tapi juga akan menjadi pilar utama pembangunan peradaban bangsa yang berakhlak mulia dan cerdas.

“Tujuan kita bukan sekadar mencetak anak-anak yang pandai membaca Al-Qur’an, tapi juga menjadikan mereka generasi yang mencintai, memahami, dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa pentingnya generasi Qur’ani telah ditegaskan dalam Al-Qur’an dan hadis Rasulullah. 

Dalam QS. Al-Baqarah ayat 2 disebutkan bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. 

Sementara dalam hadis riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”

Namun, Siti Luluk juga menyampaikan keprihatinannya terhadap tingginya angka buta huruf Al-Qur’an di kalangan pelajar. 

Ia menyebutkan dua penyebab utama, yakni faktor internal seperti motivasi siswa yang rendah dan paradigma keliru terhadap pentingnya belajar Al-Qur’an, serta faktor eksternal seperti minimnya dukungan dari keluarga, sekolah, dan masyarakat.

“Banyak siswa yang belum bisa membaca Al-Qur’an dengan baik karena kurangnya pembinaan dari lingkungan sekitarnya. Bahkan kadang orang tuanya sendiri tidak bisa baca Al-Qur’an,” jelasnya.

Sebagai solusi, MUI Kota Depok mengusulkan strategi pengentasan buta huruf Al-Qur’an yang lebih terstruktur. 

Menurut Siti Luluk, pembelajaran harus berfokus tidak hanya pada teori tajwid, tetapi juga pada praktik membaca dan memahami simbol-simbol dalam mushaf.

 Ia mendorong pemanfaatan metode seperti Iqro’ dan pemetaan bahan ajar yang jelas dan terukur.

Adapun indikator keberhasilan yang diajukan antara lain kemampuan siswa dalam mengenali simbol Al-Qur’an, membenarkan pelafalan huruf-huruf yang sulit, membedakan panjang-pendek bacaan, serta memahami hukum tajwid seperti idgham, idzhar, iqlab, dan ikhfa.

Untuk mendukung upaya tersebut, Siti Luluk menyebutkan lima strategi konkret yang bisa diterapkan, antara lain, pemberdayaan ekstrakurikuler keagamaan di sekolah-sekolah.

Pembuatan program Tuntas Baca Tulis Al-Qur’an (TBTQ) sebagai bagian dari pembiasaan pendidikan dasar.

Pelaksanaan Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ) antar pelajar untuk meningkatkan semangat belajar Al-Qur’an.

Pelatihan guru PAI dalam menerapkan model pembelajaran Qur’ani yang efektif.

Tidak kalah penting adalah, keterlibatan aktif orang tua dalam mendampingi anak-anak belajar Al-Qur’an di rumah.

“Peran orang tua tidak kalah penting. Mereka adalah madrasah pertama bagi anak. Kalau rumahnya Qur’ani, anak-anak insyaallah tumbuh dengan cinta kepada Al-Qur’an,” pungkasnya. (JD09/ED 01). 


Apa reaksi anda?
0
0
0
0
0
0
0