berita.depok.go.id - Lurah Limo, Fajar Mei Hendri, mengajak para pegiat lingkungan dan seluruh stakeholder untuk lebih giat menyosialisasikan program pemilahan sampah kepada masyarakat. Ajakan tersebut ia sampaikan saat membuka Pelatihan Pemanfaatan Produk Pemilahan Sampah dalam program pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang digelar di aula Kantor Kelurahan Limo, Selasa (30/09/25).
Menurut Fajar, persoalan sampah masih menjadi momok serius bagi warga perkotaan, termasuk Kota Depok yang setiap harinya menghasilkan sekitar 1.100 ton sampah. Jumlah tersebut sudah masuk kategori darurat sampah, sehingga membutuhkan kepedulian semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat di tingkat keluarga.
“Kami mengapresiasi sejumlah kelompok masyarakat peduli lingkungan di Kelurahan Limo yang telah berpartisipasi dan berkontribusi dalam mengurangi sampah terbuang melalui kegiatan pemilahan sampah. Namun, upaya itu belum cukup untuk menekan semua permasalahan sampah yang dihasilkan aktivitas masyarakat. Oleh karena itu, kami meminta agar sosialisasi semakin digiatkan supaya masyarakat lebih aktif memilah sampah dari rumah,” ujarnya kepada berita.depok.go.id, Jumat (03/10/25).
Ia menambahkan, pelatihan ini tidak hanya bertujuan mengurangi jumlah sampah, tetapi juga memberikan keterampilan tambahan kepada masyarakat dalam mengolah sampah menjadi barang yang berguna dan bernilai ekonomis.
“Kami sengaja menghadirkan pegiat lingkungan berpengalaman sebagai narasumber. Harapannya, para peserta yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat dapat menerapkan teknis pengelolaan sampah yang efektif dan mampu memberi manfaat,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Bank Sampah Sasak Berkreasi 07 Limo, Yuliawati, yang turut hadir sebagai narasumber, mengaku senang dapat berbagi ilmu dengan peserta pelatihan. Ia berharap pengetahuan yang dibagikan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Dalam sosialisasi kali ini kami melakukan pemilahan sampah sekaligus praktik pemanfaatan daur ulang. Di antaranya membuat sabun dari minyak jelantah, kerajinan tangan seperti gantungan kunci dari plastik kresek, hingga produk daur ulang lainnya. Senang rasanya bisa berbagi pengalaman kepada pegiat lingkungan dan masyarakat,” tandasnya. (JD 10/ED 02)