Temukan informasi terkini dengan mengikuti akun sosial media kami

News Pemerintahan
Lindungi Masyarakat dari Pangan Mengandung Bahan Berbahaya, Dinkes Depok Lakukan Penyuluhan
JD 02 - berita depok

42
Rabu, 7 Mei 2025, 10:58 WIB

Kegiatan Webinar Ayo Kenali Alternatif Pengganti Bahan Berbahaya pada Pangan, Rabu (07/05/25). (Foto: Tangkapan Layar/ Diskominfo Depok).

berita.depok.go.id - Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus berupaya melindungi masyarakat dari penyalahgunaan bahan berbahaya pada pangan seperi formalin dan boraks.

Upaya tersebut dilakukan dengan menjalin koordinasi bersama Balai Pengawasan Obat dan Makanan (POM) di Bogor dan berkolaborasi dengan perangkat daerah atau instansi yang terkait. 

Sekretaris Dinkes Kota Depok, Yuliandi mengatakan, sinergi yang dibangun tersebut juga untuk melindungi masyarakat dari penggunaan bahan tambahan pangan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan gizi.

"Langkah kami dengan melakukan penyuluhan keamanan pangan, sosialisasi informasi, pembinaan ke sarana produksi dan distribusi agar menghasilkan pangan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan pemerintah," ungkapnya saat membuka Webinar Ayo Kenali Alternatif Pengganti Bahan Berbahaya pada Pangan, Rabu (07/05/25).

Yuliandi menambahkan, upaya lain yang telah dilakukan adalah pengawasan terhadap pangan yang beredar yaitu melalui iklan dan label pangan. 

Selain itu dengan sampling pangan olahan siap saji dan pangan olahan kemasan. 

Tidak hanya itu, lanjutnya, dilakukan pengujian menggunakan tehnik rapid test dengan pengujian di laboratorium untuk mengetahui kadar Bahan Tambahan Pangan (BTP) pada pangan dan sampling dan pengujian pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya.

Dikatakan Yuliandi, selama dua tahun terakhir, hasil sampling uji pangan yang telah dilakukan di Kota Depok masih ditemukannya beberapa sampel pangan yang mengandung bahan berbahaya, seperti formalin, boraks dan pewarna Rodamin B. 

"Ketiga bahan ini merupakan bahan yang sangat berbahaya dan tidak boleh ada pada pada pangan. Untuk pangan yang kerap ditemui bahan berbahaya tersebut diantaranya mie kuning basah, tahu, dan kerupuk," jelasnya. 

Masih munculnya temuan penggunaan bahan berbahaya tersebut disebabkan karena ketidaktahuan para pedagang tentang keamanan pangan yang dijual. 

Atau bisa disebabkan karena mungkin kurang pedulinya para produsen terhadap keamanan pangan yang diproduksinya.

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian yang terus menerus dilakukan, telah ada bahan tambahan pangan yang aman digunakan.

"Harapannya melalui webinar ini penyalahgunaan bahan berbahaya dapat dihindari oleh produsen, pelaku usaha, distributor, maupun masyarakat," ungkapnya. 

"Juga tentunya dapat menggunakan alternatif bahan pengganti bahan berbahaya sehingga tercipta keamanan pangan di Kota Depok," tutupnya. (JD 02/ED 01). 


Apa reaksi anda?
0
0
0
0
0
0
0