berita.depok.go.id - berita.depok.go.id - Sebagai orang tua, rasanya perlu memiliki banyak pengetahuan yang dapat dipergunakan untuk memantau tumbuh kembang sang buah hati.
Salah satunya terkait stunting, yang merupakan masalah kurangnya asupan gizi pada anak dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan.
Permasalahan stunting tersebut menjadi hal yang serius dan harus dicegah, akan tetapi tidak menutup kemungkinan, banyak hal yang menjadi mitos mengenai stunting.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kota Depok Zakiah mengatakan, terdapat lima mitos yang harus diketahui orang tua terkait stunting.
Mitos yang pertama adalah stunting terjadi karena keturunan. Hal tersebut tidak dibenarkan, karena stunting terjadi akibat kurangnya gizi kronis di masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
"Kedua, mitos stunting terjadi hanya tubuh pendek saja. Tetapi, masih banyak dampak jangka panjang lain yang perlu diperhatikan. Seperti, dampak kognitif yang menghambat kecerdasan anak, hingga risiko penyakit degeneratif," jelasnya.
Mitos ketiga, stunting timbul sejak bayi baru lahir. Namun hal ini disalahkan, karena stunting disebabkan kurangnya nutrisi sejak masa kehamilan.
Kemudian, mitos keempat yaitu stunting karena kurang makan. Tetapi faktanya, stunting disebabkan karena asupan gizi dalam makanan yang tidak seimbang.
Makanan dengan gizi seimbang antara lain, mengandung karbohidrat, protein, lemak vitamin, dan mineral.
Terakhir, mitos stunting karena bayi tidak diberikan makanan pendamping ASI (MPASI) sebelum enam bulan.
"Pemberian MPASI itu dilakukan saat bayi usia enam bulan. MPASI yang terlalu cepat justru dikhawatirkan menimbulkan diare atau infeksi saluran pencernaan atas," tutupnya. (JD 02/ ED 01).