berita.depok.go.id - Universitas Gunadarma bekerja sama dengan Kumpulan Orang-Orang Depok (KOOD) Berbudaya melaksanakan program pelestarian seni dan budaya Betawi Pinggiran melalui hibah Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
Program ini berlangsung selama satu setengah bulan dan melibatkan dosen, mahasiswa, komunitas budaya, serta warga sekitar.
Ketua kegiatan, Rehulina Apriyanti, menjelaskan bahwa kolaborasi ini berangkat dari kepedulian terhadap keberlangsungan budaya Betawi Pinggiran yang selama ini dijaga oleh KOOD Berbudaya.
Ia bersama tim dosen antaralain Sri Riswanti, Armaini Akhirson dan Agus Nugroho telah mendampingi proses implementasi program dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan di lapangan.
“Kami sudah hampir lima tahun melakukan pengabdian di wilayah ini dan melihat bahwa Rumah Budaya yang ada belum termanfaatkan optimal, terutama karena lokasinya cukup tersembunyi,” ujar Rehulina, kepada berita.depok.go.id
Sebagai langkah awal, tim melakukan revitalisasi kawasan dengan memperindah sepanjang Gang Salamunah menuju Rumah Budaya melalui mural bertema seni dan budaya Betawi Pinggiran.
Sebanyak 11 desain mural dibuat secara orisinal dan dipasang di delapan titik dinding dengan dukungan lebih dari 30 relawan mahasiswa dan alumni.
“Mural yang dipasang ini tidak diambil dari mana pun, semuanya hasil desain tim kami. Setelah pemasangan selesai, warga turut membantu merapikan lingkungan sehingga suasana gang menjadi lebih hidup,” tambahnya.
Baca Juga: Supian Suri Dukung Kolaborasi Pelestarian Seni dan Budaya di Rumah Budaya Depok
Selain revitalisasi visual kawasan, Universitas Gunadarma juga memperkenalkan Pentas Seni kepada pelajar melalui kegiatan pagelaran dan pelatihan seni dan budaya.
Program ini diharapkan menjadi model kegiatan yang dapat diadopsi sebagai agenda resmi oleh Dinas Pendidikan (Disdik) maupun Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporyata) Kota Depok.
“Harapan kami, program ini tidak berhenti pada kegiatan pengabdian saja, tetapi dapat diterapkan secara rutin di sekolah-sekolah sebagai edukasi budaya Betawi Pinggiran,” jelas Rehulina.
Untuk memperkuat keberlanjutan program, tim juga menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama berbagai pemangku kepentingan, seperti Disdik, Disporyata, KOOD, serta unsur perguruan tinggi.
FGD ini membahas arah pengembangan seni budaya di wilayah tersebut.
Pelaksanaan program ini diharapkan menjadi upaya konkret dalam memperkuat identitas budaya lokal serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian seni Betawi Pinggiran di Kota Depok.
“Alhamdulillah seluruh rangkaian kegiatan selesai tepat waktu. Kerja sama antara mahasiswa, masyarakat, dan KOOD sangat baik dan menjadi kekuatan utama program ini,” tutupnya. (JD 03/ED 01).
