berita.depok.go.id - berita.depok.go.id - Kota Depok kembali menunjukkan komitmennya dalam menciptakan pembangunan inklusif di lokasi program Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS).
Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok, Nessi Annisa Handari, pentingnya peran semua elemen masyarakat dalam pembangunan di lokasi khusus (lokus) P2WKSS RW 10, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos.
Dikatakan Nessi, program P2WKSS kali ini tidak hanya memberdayakan perempuan sebagai penggerak utama, tetapi juga melibatkan berbagai kelompok masyarakat, termasuk kaum disabilitas dan kelompok rentan.
"Kami ingin memastikan tidak ada yang tertinggal dalam pembangunan ini. Semua pihak, mulai dari perempuan, kaum laki-laki, anak-anak, hingga kelompok disabilitas, diberikan ruang untuk berkontribusi. Ini menjadi wujud nyata pembangunan yang tidak diskriminatif," ujarnya kepada berita.depok.go.id, Senin (02/12/24).
Salah satu langkah inklusif yang menonjol adalah pembentukan komunitas KB Pria yang beranggotakan para ayah di RW 10.
Komunitas ini mendukung kesehatan dan kesejahteraan keluarga dengan melibatkan kaum pria dalam program-program pemberdayaan, seperti mendukung kesehatan istri-istri mereka serta penguatan peran sebagai kepala keluarga.
Tidak hanya itu, kelompok disabilitas juga dilibatkan dalam berbagai kegiatan pelatihan keterampilan dan ekonomi, sehingga mereka dapat lebih mandiri dan produktif.
"Kami melihat bahwa pembangunan tidak hanya soal infrastruktur, tetapi juga soal membangun masyarakat yang kuat dan berdaya, tanpa memandang perbedaan," tambah Nessi.
Infrastruktur yang dibangun di lokus P2WKSS juga mencerminkan semangat inklusivitas. Diantaranya adalah taman terintegrasi yang mencakup taman lansia, taman baca, dan taman bermain ramah anak.
Fasilitas ini didesain untuk memenuhi kebutuhan berbagai kelompok usia dan kondisi, sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Program Posyandu Holistik yang ada di lokasi juga menjadi salah satu unggulan.
"Posyandu ini tidak hanya berfungsi untuk penimbangan balita, tetapi menjadi pusat kegiatan terpadu bagi balita, remaja, hingga lansia. Ini adalah bukti bahwa inklusivitas bisa diterapkan di setiap aspek pembangunan," kata Nessi.
Dengan pendekatan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok berharap program P2WKSS ini dapat menjadi model pembangunan yang berkelanjutan dan mampu menginspirasi daerah lain.
Nessi optimistis upaya ini tidak hanya memberikan dampak langsung bagi masyarakat di Cilangkap, tetapi juga memperkuat nilai inklusivitas di Kota Depok secara keseluruhan.
"Ini adalah langkah awal. Kami berharap masyarakat dapat terus melanjutkan semangat ini, sehingga keberlanjutan program dapat terjaga. Dan Depok semakin menjadi kota yang ramah dan inklusif untuk semua," pungkasnya.
(JD09/ED 02)