berita.depok.go.id - berita.depok.go.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok kembali menggelar Taklim Bulanan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota (Pemkot) Depok di Masjid Balai Kota Depok, Jumat (25/10/24).
Taklim Bulanan ASN ini dirangkai dengan Peringatan Hari Santri 2024 dan Peluncuran buku berjudul Politik Santri Era Reformasi (Sepenggal Perjalanan Hidup Mohammad Idris).
Lebih lanjut, Kiai Idris, sapaan akrab Wali Kota Depok, mengatakan, buku ini ditulis oleh teman satu pondok pesantren atau ponpes (jenjang SMP) Kiai Idris.
"Penulisnya bukan saya, ada kawan ponpes sejak kelas I sampai selesai kelas VI tamat. Saya tamat langsung," kata Kiai Idris.
"Beliau emang kelebihannya sejak ponpes itu berhitung, ilmu ukur dan lain-lain, beliau jagonya dan masuk ITB," sambungnya.
Menurutnya, penulis buku tersebut bekerja sebagai jurnalis di sejumlah media massa.
"Beliau kerjanya sebagai jurnalis Tempo, Gatra, dan lain-lain, pernah diutus jadi Ombudsman di Yogyakarta," ujarnya.
"Beliau bilang Ustad Idris boleh nggak saya nulis tentang ente, saya bilang nggak ada yang menarik tentang saya," tuturnya.
Namun, penulis buku ini mengatakan ada sisi yang menarik dari sisi pendidikan sekolah hingga Kiai Idris memutuskan untuk ke dunia politik.
"Tetapi dia bilang dari sisi pendidikan sekolah, Ustad Idris pendidikan agama dari ponpes, lalu ke Timur Tengah sampai mengajar di UIN, lalu loncat ke dunia politik praktis, bagi saya unik katanya," cerita Kiai Idris.
Selanjutnya ditulislah buku berjudul Politik Santri Era Reformasi (Sepenggal Perjalanan Hidup Mohammad Idris) ini, tentang biografi perjalanan hidup Kiai Idris, mulai kecil hingga sekarang.
"Tentunya ada beberapa referensi dari buku saya sebelumnya, cerita dan sebagainya," ungkap Kiai Idris.
"Memang agak lucu biografi kalau ditulis oleh diri sendiri, makanya ini kesan pertama saya ditulis perjalanan dalam hidup saya," imbuhnya.
Maka dari itu, Kepala Badan Pembangunan Perencanaan Daerah (Bappeda) Depok, Dadang Wihana berkesempatan membedah untuk mengungkap seberapa pentingnya buku ini bagi Kiai Idris dan para pembaca.
"Ini sengaja bedah bukunya diadakan di Hari Santri karena memang kepahlawan 10 November nanti tidak lepas dari apa yang sudah dilakukan para kiai khususnya KH Hasyim Asy'ari dengan resolusi jihad," tandasnya. (JD 05/ED 02)