Kepala Dishub Kota Depok, Dadang Wihana saat menjawab pertanyaan dari peserta diskusi publik evaluasi JoTRAM di Lantai 5 Balai Kota Depok, Kamis (05/09/2019). (Foto: Bima/Diskominfo)
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok mengevaluasi konsep Joyfull Traffic Management (JoTRAM) yang baru sepekan diluncurkan. Evaluasi dilakukan dengan menggelar diskusi bersama para pakar dan pengguna jalan agar program JoTRAM lebih sempurna dalam penerapannya.
“Pelaksaan JoTRAM sudah 1 minggu, pertemuan hari ini untuk evaluasi. Dishub mengundang pakar transportasi, BPTJ, komunitas ojek online, pekerja seni serta masyarakat untuk memberikan kritik dan saran,” ujar Kepala Dishub Kota Depok, Dadang Wihana kepada depok.go.id di lantai 5 Balai Kota, Kamis (05/09/2019).
Sebelumnya, Pemkot Depok telah meluncurkan program JoTRAM (31/08). Program tersebut antara lain berupa tersedianya Bus Margonda Commuter, pemasangan lagu dan sosialisasi berlalu lintas di pertigaan Ramanda, pemberdayaan seniman jalanan, kehadiran shelter ojek online di Ramayana dan uji coba contra flow di Jalan Raya Arief Rahman Hakim.
“Misalnya, dalam contra flow yang telah diuji coba. Banyak masukan terkait belum terakomodirnya pejalan kaki atau pembuatan shelter ojek online yang belum terfasilitasi, karena membutuhkan rekomendasi dari kami. Masih banyak lagi yang akan kita perbaiki, agar konsep ini dapat berjalan dengan baik,” jelasnya.
Dirinya menekankan, Dishub tidak akan melanjutkan setiap kebijakan jika tidak berdampak baik. Namun, semua itu harus berdasarkan data. Sebab, setiap kebijakan yang dibuat melalui kajian terlebih dahulu.
“Untuk melihat keberhasilan setiap program tidak bisa instan. Seperti contra flow ini, secara keseluruhan kepadatan kendaraan di Dewi Sartika menjadi terurai. Begitu pula dengan pemutaran lagu Tiblantas, di samping penyambutannya yang pro dan kontra, pesan dari lagu, Hati-hati dapat sampai kepada masyarakat,” tutupnya.
Penulis : Janet Swastika
Editor : Dunih
Diskominfo
