berita.depok.go.id - Kelurahan Duren Seribu (Duser), Kecamatan Bojongsari, terus memperkuat kesadaran pengelolaan sampah dari sumbernya. Melalui Program Ember Biru, warga didorong memilah sampah organik langsung dari rumah sebagai langkah nyata mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Lurah Duren Seribu, Ahmad Sabani, menuturkan program yang diluncurkan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) tersebut menjadikan Duren Seribu sebagai wilayah percontohan atau pilot project dari total 63 kelurahan di Kota Depok.
“Kami ingin pengelolaan sampah dimulai dari rumah. Warga tidak lagi mencampur sampah, tetapi memilah sejak awal,” ujarnya, Senin (29/12/25).
Ia mengatakan, keberhasilan program sangat bergantung pada keterlibatan aktif masyarakat. Setiap kepala keluarga akan dibekali satu ember biru sebagai sarana pemilahan sampah organik di tingkat rumah tangga.
Sebanyak 4.000 unit ember disiapkan untuk mendukung program tersebut. Sekitar 3.000 ember akan dibagikan kepada kepala keluarga, sementara sisanya digunakan sebagai ember komunal di lingkungan warga.
“Selain ember di rumah, akan tersedia ember komunal yang digunakan bersama oleh 10 hingga 20 rumah atau dua dasawisma. Ini untuk memudahkan penampungan sampah organik sebelum dikelola lebih lanjut,” jelasnya.
Ia menambahkan, penempatan ember komunal telah ditentukan berdasarkan titik koordinat yang disusun bersama DLHK Kota Depok agar pengelolaan berjalan efektif dan teratur.
Dengan penerapan Program Ember Biru, diharapkan volume sampah organik yang dibuang ke TPA dapat berkurang signifikan. Masyarakat juga didorong membangun kemandirian pengelolaan lingkungan berbasis gotong royong.
“Jika warga terbiasa memilah dan mengelola sampah sendiri, dampaknya bukan hanya kebersihan lingkungan, tetapi juga keberlanjutan kota. Insyaallah, jika berhasil, program ini akan diterapkan di kelurahan lain di Kota Depok,” tandasnya. (JD10/ED02)
