berita.depok.go.id - berita.depok.go.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok bersama Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Cabang Kota Depok menggelar pelatihan Dukungan Psikologi Awal (DPA) bagi kader PPTI. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas para kader karena saat ini masih banyak tantangan dalam penanganan penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kota Depok. 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Mary Liziawati menjelaskan, pada tahun ini, Kota Depok diestimasikan terdapat 6.781 kasus TBC, yang ditemukan dan diobati baru 2.751 kasus atau sekira 41,2 persen. Sementara angka keberhasilan pengobatan tahun 2022 capaiannya baru 84,5 persen dan belum memenuhi target 90 persen. 

"Kasus TBC Resisten Obat (TB RO) juga terus bertambah. Tahun 2023 sampai dengan bulan Juni ini ditemukan 44 kasus dan yang sudah akses pengobatan 32 kasus atau sekira 73 persen," ujarnya kepada berita.depok.go.id, saat menghadiri kegiatan pelatihan (DPA) bagi kader PPTI, di Aula Bersama Lantai I, Gedung Dibaleka II, Kamis (22/06/23). 

"Hal ini tentunya meningkatkan faktor risiko penularan infeksi TBC, dan menjadi hambatan besar untuk merealisasikan target eliminasi TBC di tahun 2030," sambungnya.

Mary menjelaskan, strategi penanggulangan TBC tidak hanya meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan, tetapi juga peningkatan peran serta komunitas, mitra dan multisektor lainnya dalam eliminasi Tuberkulosis. 

Pembentukan Kampung Peduli Tuberkulosis (KAPITU) sebagai inovasi Kota Depok diharapkan menjadi forum seluruh pihak dalam upaya penanggulangan TBC di tingkat kelurahan. 

"Termasuk PPTI Kota Depok yang ikut berperan dalam pembentukan Satgas KAPITU dari awal hingga saat ini. Semoga upaya-upaya yang sudah dilakukan bersama ini dapat terus ditingkatkan sehingga ending TB dapat terwujud," tandasnya. (JD 12/ED 01/EUD 04)