berita.depok.go.id - berita.depok.go.id - Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah memiliki makna tersendiri bagi Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Depok, Elly Farida. Menurutnya, momen Idulfitri merupakan keceriaan dan kebahagiaan dari penempaan selama satu bulan melewati Ramadan.
"Saya melihat Idulfitri merupakan keceriaan dan kebahagiaan hasil dari proses penempaan selama satu bulan (Ramadan)," tutur Bunda Elly sapaan Ketua PKK Depok kepada berita.depok.go.id pada hari pertama Open House di kediaman Wali Kota Depok, Sabtu (23/04/23).
Menurut Bunda Elly, secara pikiran atau intelektual, umat Islam ditempa dan diasah untuk lebih cerdas memahami sesuatu. Baik secara keilmuan tekstual maupun keilmuan yang ada di lapangan.
Lanjut, Bunda Elly, kemudian juga, ditempa secara spiritual. Selama sebulan begitu terasa digembleng agar lebih dekat, patuh dan taat dengan Allah.
"Dari sisi mental kita diajar puasa itu harus sempurna, maka ikhlasnya, sabarnya itu benar-benar dari niatnya terasa banget. Sehingga kita terlahir bersih dan suci kerena kita mampu mengendalikam emosi, ego dan lain-lain," katanya
Lalu, secara sosial, Idurfitri mampu mengasah kepedulian memberi, berbagi, dan peduli. Sebab, seiiring dengan nilai spiritual yang Allah berikan berlipat-lipat ganda dan orang berlomba-lomba mengambil kesempatan itu.
"Itu memberikan suatu keceriaan buat orang-orang yang menerima dan mendapatkannya," ujarnya.
Kemudian, secara finansial yang disebut sebagai syahrul barokah atau bulan berkah itu sangat dirasakan oleh orang-orang yang mempunyai usaha atau dagangan.
"Bazar, festival dari mulai RT-RW hingga Pasar Tumpah yang bapak Wali Kota resmikan di Pancoran Mas mampu menjadi daya ungkit untuk seseorang melakukan sesuatu," ungkap Bunda Elly.
"Potensi yang ada pada umat Islam, di momen-momen ini adalah sesuatu yang memberikan banyak manfaat buat semua," ucapnya.
Lalu menurutnya, keluarga yang memiliki nilai parenting yang bagus, menjadikan Ramadan sebuah proses pendidikan dan pembinaan kepada anak-anak.
"Itu merupakan suatu proses menjadikan rumah cinta seindah surga bagi keluarga. Tidak hanya atas nama pribadi, tapi kita juga merangkul dan mengajak bahkan mengakomodir kebaikan-kebaikan yang dapat dilakukan hingga kebaikan tersebut menjadi utuh dan sempurna," ungkapnya.
"Ini menjadi jembatan pemahaman bagi anak-anak. Untuk yang mudik, tradisi ini bukan hanya rekreasi atau ketemu aja tapi juga sebagai rasa bakti kepada orang tua," tuturnya.
"Ini juga merupakan suatu refleksi diri yang tulus. Menggambarkan Islam itu kaffah, lengkap dan sempurna dari berbagai dimensi tadi. Jadi dunia untuk akhirat itu kita dapat," terangnya.
Bunda Elly berharap, pasca pandemi memberikan sesuatu aroma dan nuansa yang baru dalam kehidupan. Terlebih, jika selama Ramadan dekat dengan Alquran.
"Kemarin ada kajian Alquran sebagai nutrisi otak yang mampu menghilangkan stres, mendamaikan hati dan yang lain. Dengan penempaan selama sebulan, kita menjadi lebih dekat dan rekat. Inilah suatu momen yang menyatukan dengan berbagai hal," tandas Elly Farida. (JD 09/ED 01/EUD 04)
