Temukan informasi terkini dengan mengikuti akun sosial media kami

News Pemerintahan
Budidaya Maggot Solusi Atasi Sampah Organik di Depok
JD10 - berita depok

291
Sabtu, 22 Mar 2025, 18:22 WIB

Wali Kota Depok, Supian Suri dan Wakil Wali Kota Depok, Chandra Rahmansyah saat Tarawih Keliling tingkat Kota Depok di Masjid Al Ma'mur, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Jumat (21/03/25). (Foto : JD01/Diskominfo)

berita.depok.go.id - Wali Kota Depok, Supian Suri menekankan pentingnya strategi pengelolaan sampah berbasis budidaya maggot. Langkah ini diharapkan dapat menjadi solusi konkret mengurangi volume sampah, khususnya sampah organik yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung.

"Salah satu upaya kita dalam penyelesaian sampah adalah dengan budidaya maggot. Saya ingin sekali agar metode ini benar-benar masif di seluruh RW. Apalagi, pada tahun 2026, kita sudah memiliki alokasi anggaran bagi masing-masing RW sebesar Rp300 juta," kata Supian Suri saat Tarawih Keliling tingkat Kota Depok di Masjid Al Ma'mur, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Jumat (21/03/25).

Menurutnya, dana tersebut dapat dialokasikan untuk menangani persoalan sampah melalui budidaya maggot. Hal ini menjadi krusial mengingat kapasitas TPA Cipayung sudah tidak memungkinkan untuk diperpanjang. 

Karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok harus mempercepat strategi pengurangan sampah dengan berbagai metode, seperti memanfaatkan maggot untuk mengurai sampah organik.

"Dari total 1.200 ton sampah yang dihasilkan setiap hari di Kota Depok, sekitar 50 persen di antaranya merupakan sampah organik, terutama sisa makanan. Sampah jenis ini sebenarnya dapat diolah menjadi lebih bermanfaat dengan menggunakan maggot, yang mampu mengurai sampah organik secara alami dan cepat," tuturnya.

Saat ini, Pemkot Depok telah memulai inisiatif budidaya maggot di 10 kelurahan sebagai proyek percontohan.

"Saya ingin memastikan pola dan efektivitasnya terlebih dahulu sebelum diterapkan secara luas. Saya ingin melihat bagaimana skema implementasi dan keberhasilannya di lapangan," tambahnya.

Dirinya pun mengungkapkan keberhasilan Kelurahan Duren Seribu (Duser) dalam mengelola sampahnya sendiri tanpa harus mengirimkan sampah ke TPS Cipayung. Mereka dapat membuktikan sampah yang dihasilkan juga bisa dikelola sendiri.

"Artinya, warga di Duser mampu menyelesaikan masalah sampah di tingkat kelurahan tanpa harus membuangnya ke TPA," ungkapnya.

"Harapannya agar kelurahan-kelurahan lain, dapat mengikuti langkah serupa agar ketergantungan terhadap TPS Cipayung dapat dikurangi, sambung Supian Suri.

"Dengan demikian, pola pengelolaan sampah berbasis komunitas seperti budidaya maggot bisa jadi solusi jangka panjang mengatasi permasalahan sampah di Kota Depok," tutupnya. (JD10/ED02)


Apa reaksi anda?
0
0
0
0
0
0
0