berita.depok.go.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) menggelar pertemuan dengan para orang tua peserta program pembinaan karakter dan bela negara, di Aula Serbaguna Lantai 10 Gedung Dibaleka 2, Minggu (08/06/25).
Diketahui, 96 peserta program pendidikan karakter dan bela negara yang diikuti oleh pelajar usia 13-15 tahun ini sudah berlangsung sejak 31 Mei dan akan berakhir 9 Juni, besok.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Depok, Siti Barkah Hasanah atau Cing Ikah memberikan pesan penguatan kepada orang tua peserta yang sudah tidak membersamai anak-anaknya selama 10 hari.
“Anak-anak bapak dan ibu mempunyai cita-cita, impian, dan semangat yang besar untuk hidupnya,” ucap Cing Ikah dalam acara tersebut.
Menurutnya, karakter anak-anak beragam dan tidak bisa disamakan, orang tua diharapkan dapat menerima dan mensyukuri karunia terindah dari Tuhan tersebut.
Cing Ikah menyebut, di Al-Quran dijelaskan ada beberapa kategori anak dalam kehidupan orang tuanya.
Yakni anak menjadi penyejuk hati, perhiasan dunia, fitnah/ujian, bahkan menjadi musuh.
“Tinggal kita sama Allah dikasih titipan yang mana, intinya kita sebagai orang tua harus bersyukur diberikan anak,” ucapnya.
“Mungkin orang tua yang saat ini sedang diuji, tapi kalau bisa melewatinya Insha Allah anaknya akan menjadi penyejuk hati,” tambah Cing Ikah.
Di tempat yang sama, Kepala DP3AP2KB Kota Depok, Nessi Annisa Handari menjelaskan, selain memberikan pendidikan kepada anak-anak, pemerintah ingin orang tuanya juga diberikan penguatan oleh psikolog.
Tujuannya agar orang tua bisa melanjutkan pembinaan karakter yang telah dilakukan oleh fasilitator di Divisi 1/Infanteri Kostrad Depok kepada anak-anaknya.
“Apa yang sudah dibentuk dan dibina untuk anaknya, orang tua harus tahu dan melanjutkannya. Di parenting ini mereka diberikan tips menghadapi anak-anak dan pengasuhan yang baik,” paparnya.
“Harapannya jangan sampai ketika kembali ke orang tuanya hilang nilai-nilai yang sudah didapatkan di Kostrad,” pungkasnya. (JD 05/ED 01).
