Temukan informasi terkini dengan mengikuti akun sosial media kami

News Pemerintahan
Berbagai Acara Meriahkan Puncak Lebaran Depok 2025, Ada Pawai Budaya hingga Tradisi Nyorog
JD10 - berita depok

1522
Sabtu, 17 Mei 2025, 10:14 WIB

Peserta pawai budaya di Lebaran Depok Tahun 2025. (Foto : JD01/Diskominfo Depok)

berita.depok.go.id - Puncak perayaan Lebaran Depok 2025 berlangsung semarak dengan digelarnya pawai budaya atau arak-arakan yang menampilkan ragam budaya dari seluruh penjuru Nusantara. 

Kegiatan ini menjadi simbol persatuan dalam keberagaman, serta menjadi salah satu bentuk perayaan identitas Kota Depok yang plural dan inklusif.

Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok, Nina Suzana, menyebut bahwa arak-arakan ini merupakan puncak dari rangkaian acara Lebaran Depok yang menjadi momentum untuk menampilkan kekayaan budaya dan kerukunan umat beragama di kota Depok. 

"Bahwa di Lebaran Depok ini kita menampilkan keanekaan agama dan budaya yang ada di Kota Depok," jelas Mpok Nina, sapaannya kepada berita.depok.go.id, Sabtu (17/05/25).

Ia menegaskan bahwa meski Betawi menjadi salah satu identitas budaya yang kuat di Depok, kota ini juga merupakan rumah bagi beragam suku, agama, dan budaya.

"Keanekaragaman budaya yang ada di Kota Depok bukan hanya budaya Betawi Depok ya, tapi Depok ini kan heterogen. Semua suku, semua agama ada di sini," tambahnya.

Pawai budaya tersebut dimeriahkan oleh berbagai penampilan, seperti ogoh-ogoh, barongsai, hingga tampilan budaya dari daerah lainnya. 

Perwakilan dari Perangkat Daerah (PD) turut mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia sebagai bentuk apresiasi terhadap kekayaan budaya nasional. 

Sementara itu, masing-masing kecamatan menampilkan budaya Betawi secara khusus.

 "Ada juga keanekaan agama di sini yang kita tampilkan. Alhamdulillah ini meriah sekali ya, pada semangat masyarakat Depok ini," ujar Mpok Nina.

Tak hanya pawai budaya, tradisi khas Betawi, yaitu nyorog, juga turut diangkat dalam perayaan ini. 

Nyorog adalah kebiasaan memberikan makanan atau hasil pertanian kepada orang yang lebih tua atau kepada para pemimpin menjelang Lebaran.

"Misalnya kalau dulu dari masyarakat ke kepala desanya, kepala wilayahnya, ke bupatinya. Diibaratkan nyorog di sini adalah masyarakat kepada pimpinan pada saat menjelang Lebaran," tutup Mpok Nina. (JD 10/ED 01).


Apa reaksi anda?
0
0
0
0
0
0
0