berita.depok.go.id - berita.depok.go.id - Sebanyak 22 pasang Peserta Sekolah Ayah Bunda (SAB) Spesial Angkatan ke-dua yang digelar oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok telah berhasil diwisuda hari ini. Dalam kegiatan tersebut, terpilih tiga pasang peserta terbaik yang mengikuti SAB spesial angkatan ke-dua.
Kepala DP3AP2KB Kota Depok, Nessi Annisa Handari mengatakan, mereka sebelumnya telah menjalani berbagai pelatihan selama enam kali pertemuan. Mereka juga diberikan beberapa materi terkait ayah tangguh, ketahanan keluarga, cinta dan seksualitas, membangun chemistry dengan pasangan, stimulasi sensori integrasi, sinergitas antara sekolah dan rumah, lembaga terapi dan sekolah serta pendampingan orang tua anak spesial.
“Alhamdulillah mereka telah diwisuda langsung oleh Wali Kota Depok, Mohammad Idris dan Ketua TP-PKK Kota Depok, Elly Farida. Selain itu kita juga memberikan plakat bagi peserta terbaik yaitu kepada Ayah Riyanto dan Bunda Iis Riyani, Ayah Zulfahmi dan Bunda Muhareni serta kepada Ayah Achmad Husen dan Bunda Putri Nindya,” katanya kepada berita.depok.go.id, usai acara, di Aula Teratai Balai Kota Depok, Senin (25/09/23).
Nessi berharap usai diwisuda para peserta dapat semakin berdaya untuk membantu anak bahagia dan berkembang potensinya. Terlebih jika dikaruniai anak spesial sehingga membutuhkan bekal yang lebih spesial lagi.
“Anak adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Mendidik dan mendampingi anak membutuhkan keteladanan, ilmu dan penanganan yang tepat sesuai kebutuhannya," ucapnya.
Dikatakannya, semua anak unik dengan potensi yang berbeda. SAB Spesial hadir untuk membantu ayah dan bunda menciptakan hubungan yang harmonis dengan pasangan, menjadi orang tua dalam menemani tumbuh kembang ananda yang spesial.
“Wisuda artinya mereka sudah selesai mendapatkan pembekalan dari kami, ini adalah angkatan ke-dua sebelumnya angkatan satu juga telah sukses digelar. Harapan kami ayah bunda memiliki ketahanan keluarga terlebih memiliki anak spesial karena kesabaran harus banyak dengan modal itu bisa menjadi dasar dalam mendampingi anaknya hidup mandiri,” tutupnya. (JD03/ED01).