berita.depok.go.id - Sebanyak 98 pelajar asal Kota Depok mengikuti program pembinaan karakter dan bela negara di Divisi Infanteri (Divif) 1 Kostrad Cilodong. Program ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dalam menyiapkan generasi muda menuju visi besar Indonesia Emas 2045.
Dalam pidatonya pada Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025, Wali Kota Depok, Supian Suri menyampaikan apresiasinya kepada seluruh peserta. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari langkah strategis dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini.
“Alhamdulillah, hadir dalam kesempatan ini anak-anak kita yang mengikuti kegiatan pembinaan karakter dan pembela negara. Yang hadir di sudut paling kanan, tepuk tangan buat anak-anak kita,” ucap Supian, disambut tepuk tangan peserta pada Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila, Senin (02/06/25).
Supian Suri menyebutkan bahwa masih banyak anak-anak Depok yang ingin ikut serta pada program ini. Namun pada tahap awal, pemerintah baru dapat mengalokasikan anggaran untuk 100 peserta.
Program ini menurutnya tidak sekadar mengisi waktu anak-anak, tapi fokus pada pembentukan karakter. Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar utama, mulai dari ketuhanan, disiplin, hingga kepedulian terhadap lingkungan.
“Pertama, nilai ketuhanan, karena kita meyakini hidup kita, lahir kita, tugas kita di bumi ini tidak lain adalah menyembah kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Maka dalam kegiatan ini, kami minta mereka juga tepat waktu dalam melaksanakan ibadah,” jelasnya.
“Yang kedua, kami ingin anak-anak kami tumbuh dengan disiplin dari mulai bangun tidur sampai mereka tidur kembali," sambungnya.
Dalam wawancara usai kegiatan, Supian juga menyampaikan kesan positifnya saat melihat anak-anak sudah tampil layaknya pasukan latihan militer.
“Tadi saya sempat keliru. Mereka sudah berseragam, gayanya juga sudah seperti pasukan yang latihan lama, padahal baru kemarin masuk asrama,” katanya.
Ia meyakini sistem pembinaan yang diterapkan Kostrad sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku dan karakter. Mulai dari kedisiplinan, kebersihan, hingga kebiasaan hidup sehat.
“Kita bisa rapi upacara, karena sistemnya memang dibangun di lingkungan itu. Dan saya yakin, sepuluh hari adalah waktu yang cukup buat mereka belajar disiplin, hidup sehat, berolahraga, patuh, hormat. Dan insya Allah, generasi emas 2045 bisa terwujud,” imbuhnya. (JD09/ED 01)