berita.depok.go.id - berita.depok.go.id - Wali Kota Depok Mohammad Idris memberikan piala penghargaan ke pemenang Juara Pertama Musabaqah Hifdzil Quran (MHQ) Putra dan Juara Pertama Ceramah Putra di ajang Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam (PENTAS PAI) tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar) tahun 2024.
Penyerahan piala dilakukan Wali Kota Depok yang kerap disapa Kiai Idris saat memimpin apel pagi di Lapangan Balai Kota Depok, Senin (23/09/24).
Dalam ajang PENTAS PAI 2024 yang digelar di Kota Tasikmalaya pada 6-7 September 2024, Kota Depok berhasil meraih prestasi gemilang.
Pasalnya, Ahmad Aufa, siswa dari SMP Integral Hidayatullah, berhasil menyabet Juara Pertama kategori MHQ Putra.
Sedangkan Azza Zulfikar, siswa dari SMPIT Daarul Rahman, meraih Juara Pertama kategori Ceramah Putra.
Kemenangan ini mengukuhkan Depok sebagai kota dengan siswa-siswa berprestasi dalam bidang pendidikan agama Islam di tingkat Provinsi Jabar.
Kiai Idris menyampaikan apresiasi atas pencapaian yang diraih oleh para siswa tersebut.
Dirinya menekankan, pentingnya peran sekolah dan guru dalam mengembangkan potensi siswa, bukan hanya dalam bidang akademik, tetapi juga di bidang-bidang lain sesuai bakat dan kemampuan masing-masing siswa.
“Prestasi ini adalah hasil dari penyaluran bakat dan potensi siswa melalui pendidikan di sekolah, guru-guru harus mampu melihat kelebihan anak didiknya, meskipun mungkin di satu mata pelajaran anak tersebut kurang menonjol," katanya.
"Misalnya, ada anak yang mungkin kurang baik dalam matematika, tetapi dia pasti memiliki bakat di bidang lain, dan itu yang harus dikembangkan,” sambung Kiai Idris.
Dirinya menekankan, pentingnya peran Guru Bimbingan Penyuluhan (BP) di sekolah untuk membantu melihat dan mengarahkan potensi siswa.
Menurutnya, peran guru BP tidak hanya untuk menangani masalah siswa, tetapi juga harus aktif dalam mengidentifikasi bakat dan kelebihan siswa sejak dini.
“Guru BP tidak boleh hanya menjadi pajangan di sekolah, tetapi harus benar-benar menjalankan peran pengawasan dan pengembangan potensi siswa secara signifikan dan bertahap," jelasnya.
"Guru BP harus mengetahui dan memahami jika ada siswa yang bermasalah, serta membantu mereka dalam menemukan minat dan bakatnya,” tambahnya.
Kiai Idris juga menyoroti pentingnya peran Dinas Pendidikan (Disdik) dalam melaporkan siswa-siswa yang berbakat dan berprestasi untuk dikembangkan lebih lanjut.
Ia menjelaskan, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memiliki program yang mendukung siswa berprestasi melalui beasiswa dan program magang.
Program beasiswa ini, ujar dia, akan terus diperluas tidak hanya untuk siswa yang kurang mampu secara ekonomi, tetapi juga untuk siswa yang memiliki prestasi akademik dan bakat luar biasa.
“Nantinya, beasiswa ini tidak hanya akan diberikan kepada anak-anak yang kurang mampu, tetapi juga bagi siswa berprestasi dan berbakat," ucapnya.
"Kami akan mengembangkan beasiswa ini agar bisa mengakomodasi lebih banyak siswa berprestasi dari Depok,” lanjut Kiai Idris.
Dirinya menyampaikan, Pemkot Depok akan mengupayakan agar siswa berprestasi bisa mendapatkan ikatan dinas, sehingga mereka dapat bekerja di Kota Depok setelah lulus.
Pemkot Depok juga berencana untuk mengusulkan agar siswa berprestasi tersebut dapat diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).
“Jika memungkinkan, siswa-siswa yang berprestasi ini akan kami usulkan untuk bekerja di Depok," ujarnya.
"Kami akan ajukan secara khusus kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) agar mereka bisa diangkat sebagai PNS atau P3K,” ungkap Kiai Idris.
Ia juga mengungkapkan, cita-citanya untuk setiap keluarga di Depok memiliki minimal satu sarjana.
Oleh karena itu, program beasiswa ini akan terus dikembangkan agar lebih banyak anak berprestasi dari Kota Depok yang bisa melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.
Dengan program-program tersebut, Kyai Idris berharap, Kota Depok dapat terus mencetak generasi muda yang unggul, berprestasi, dan mampu berkontribusi lebih bagi kemajuan Kota Depok dan Indonesia.
“Harapannya, di setiap keluarga di Depok ada minimal satu sarjana, sebab kita harus mendukung mereka (anak-anak Depok) untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,” tutup Kiai Idris. (JD 03/ED 02)