Temukan informasi terkini dengan mengikuti akun sosial media kami

Wali Kota Depok Beri Sejumlah Pesan ke Wisudawan LIPIA

JD09 - berita depok
Jumat, 3 Mei 2024, 11:20 WIB
Wali Kota Depok, Mohammad Idris. (Foto : JD01/Diskominfo)

berita.depok.go.id - Wali Kota Depok, Mohammad Idris memberikan selamat dan sejumlah pesan kepada mahasiswa Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) telah merampungkan perkuliahannya dan menjadi wisudawan.

Dikatakan Kiai Idris, sapaan akrab Wali Kota Depok, dengan rahmat Allah Swt (Subhanahu wa ta’ala), dirinya mencapai derajat rahmat dan mengemban amanah untuk bangsa di negara ini.

Tentunya melalui upaya, ketulusan, doa, dan hubungan yang kuat dengan teman-teman yang tulus, sabar, dan tekun.

“Saya ucapkan selamat kepada para mahasiswa atas keberhasilan kalian dalam melewati tahap ini hingga mencapai kebahagiaan pada upacara wisuda tahap akademik ini,” kata Kiai Idris, Rabu (01/05/24).

Kiai Idris menceritakan dirinya merupakan lulusan Institut Bahasa Arab di Raden Salih, Cikini tahun 1982, dan lulusan Universitas Islam Imam Mohammed bin Saud di Al-Qassim serta (Universitas Islam Imam Mohammed bin Saud) di Riyadh, Kerajaan Arab Saudi pada tahun 1997.

“Yang Mulia Direktur Institut Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab dan para mahasiswa, saya Mohammad Idris, lulusan Institut Bahasa Arab di Raden Salih, Cikini tahun 1982, dan lulusan Universitas Islam Imam Mohammed bin Saud di Al-Qassim serta (Universitas Islam Imam Mohammed bin Saud) di Riyadh, Kerajaan Arab Saudi pada tahun 1997,” jelasnya.

“Saya belajar di Fakultas Dakwah Universitas Imam di Al-Qassim pada tingkat sarjana dari tahun 1983-1987,” katanya.

Menurutnya, pada tahap itu Kiai Idris mengalami tahap yang sulit, dan kesulitannya adalah ia dan keempat temannya dari Indonesia, dan negara lain, dipaksa untuk bergabung dengan Sekolah Tinggi Dakwah yang baru berdiri pada tahun 1983.

“Kenapa dipaksa? karena saya ingin bergabung dengan sekolah tinggi lain,” imbuhnya.

“Kepala sekolah mengatakan kepada kami melalui Dekan Kemahasiswaan di Riyadh, pilihannya hanya satu dari dua situasi, bergabung dengan Perguruan Tinggi Dakwah atau kembali ke negaramu,” ungkapnya.

“Pilihannya sulit, tetapi jawabannya sudah diketahui dan menanyakannya adalah sesuatu yang mengada-ngada, artinya tetap tinggal dan bergabung dengan perguruan tinggi,” tutur Kiai Idris.

Dari cerita tersebut, lanjut Kyai Idris, ada sesuatu yang dapat ia petik, bahwa betapapun sulitnya, usaha dan kesungguhan adalah suatu keharusan.

“Dan perlu bagi saya untuk berjuang, menebus diri, hari, dan jiwa saya,” ujarnya.

Seperti pesan yang tercantum dalam Surat Al-Baqarah Ayat 216, yakni bisa jadi anda menyukai sesuatu padahal itu buruk bagi anda, dan bisa jadi anda membenci sesuatu padahal itu baik bagi anda.

“Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras dan perjuangan, tidak ada perjuangan tanpa penebusan dan pengorbanan,” tandasnya. (JD09/ED02)