berita.depok.go.id - Lurah Cilangkap, Teguh Santoso, menjelaskan kronologi dan langkah cepat yang dilakukan pemerintah setempat terkait viralnya video aksi kejar-kejaran dan perkelahian sejumlah siswa dari dua sekolah yang terjadi diwilayahnya, beberapa waktu lalu.
Insiden itu terjadi pada Sabtu 10 Mei 2025 pagi sekitar pukul 10.15 WIB di kawasan RT 05 RW 20.
"Rekaman kejadian itu kemudian diviralkan oleh pihak lain, bukan oleh anak-anak yang terlibat langsung," ujar Teguh, kepada berita.depok.go.id, Rabu (13/05/25).
Menurutnya, empat alumni dari salah satu sekolah diketahui turut hadir saat kejadian dan ikut merekam, namun tidak ikut terlibat dalam tawuran.
"Video tersebut akhirnya menyebar luas setelah dibagikan di grup-grup warga," ungkapnya.
Pihak sekolah, dengan bantuan penjaga sekolah dan penjaga makam di sekitar lokasi, segera mengidentifikasi dan mengumpulkan para siswa yang terlibat.
Viralnya video tersebut, imbuhnya juga mendapat perhatian dari pihak Kementerian Sosial, yang kemungkinan besar pegawainya tinggal di wilayah Depok.
Koordinasi dilakukan dengan Dinas Sosial Kota Depok, dan mediasi antara kedua sekolah dijadwalkan pada Selasa (14/5/2025).
Mediasi akan melibatkan orang tua siswa, guru, kepala sekolah, DP3P2KB (bidang PPA), Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, dan Kementerian Sosial.
Teguh pun memastikan bahwa tidak ada korban luka dalam kejadian tersebut.
“Memang ada dua anak yang membawa penggaris baja, tapi hanya digunakan sebentar dan tidak menyebabkan luka. Anak-anak lainnya langsung membubarkan diri setelah itu,” jelasnya.
Imbauan dan Edukasi ke Masyarakat
Sebagai langkah antisipasi, pihak kelurahan juga telah mengimbau warga dan pengurus lingkungan untuk tidak menyebarkan informasi yang dapat memperkeruh situasi.
"Kami minta warga tidak menambah bumbu saat membicarakan kejadian ini. Fokusnya adalah mendidik anak-anak untuk tidak mencari jati diri melalui kekerasan atau tawuran yang justru merugikan," tegas Teguh.
Warga juga diminta lebih sensitif terhadap keadaan dan situasi lingkungan sekitar, agar jika ada anak yang berkumpul yang berpotensi terulang peristiwa serupa dapat segera membubarkan.
Pihak sekolah juga diminta menyampaikan pesan ini kepada orang tua melalui grup kelas masing-masing agar pengawasan terhadap anak-anak diperketat.
“Kami berharap kejadian ini menjadi pelajaran bersama. Dengan keterlibatan semua pihak, semoga ke depan kejadian serupa bisa dicegah,” tutupnya. (JD09/ ED 01).