Temukan informasi terkini dengan mengikuti akun sosial media kami

News Pendidikan Berbudaya Other Kesehatan Pemerintahan
Ungkap Peristiwa Penting Saat Muharram, Kiai Idris Ajak Pererat Silaturahmi
JD09 - berita depok

561
Sabtu, 5 Agt 2023, 22:12 WIB

Wali Kota Depok, Mohammad Idris menjadi Khotib Jumat di Masjid Al Istiqomah RT 02/06, Pondok Cina, Jumat (04/08/23). (Foto : JD01/Diskominfo)

berita.depok.go.id - berita.depok.go.id - Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengatakan, saat ini umat Islam masih berada di bulan Muharram yang memiliki banyak keistimewaan dan diharapkan seluruh kaum muslimin untuk mempererat hubungan persaudaraan umat muslim.

Kiai Idris, sapaan akrab Wali Kota Depok, menceritakan, pertama yang berkaitan dengan bulan Muharram yang sering disebut dengan lebaran anak yatim, sebab di Muharram ini awal bulan dari tahun hijriah, dimana Nabi Muhammad SAW sempat diperlakukan sangat baik oleh dua anak yatim yang kembar dari penduduk Madinah, yaitu Sahal dan Suhail. 

"Dua anak yatim ini mewakafkan tanahnya kepada Baginda Rasulullah SAW, walaupun pada akhirnya Baginda Rasulullah SAW, bukan tidak mau menerima wakaf, tapi karena mereka anak yatim," kata Kiai Idris, saat mengisi Khutbah Jumat di Masjid Al Istiqomah RT 02/06, Pondok Cina, Jumat (04/08/23).

Rasulullah SAW dan para sahabat pun memberikan subsidi untuk membeli tanah dua anak yatim tersebut, yang selanjutnya, dikenal di Indonesia di setiap bulan Muharram sebagai Lebaran Anak Yatim.

Kedua, peristiwa yang berkaitan dengan Muharram adalah peristiwa Hijrah Rasulullah SAW, sebuah peristiwa yang tidak hanya merupakan wahyu dan kejadian-kejadian luar biasa yang disebut dengan mukjizat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.

Namun di sana banyak sekali unsur-unsur ikhtiar manusiawi, ikhtiar baginda Rasulullah SAW dalam perjalanan hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah.

"Dimana kalau Rasulullah SAW mau dan atas kehendak Allah SWT perjalanan hijrah nabi dari Mekkah ke Madinah yang pada saat sekarang ini, kalau jalan darat 7 sampai 8 jam kalau Allah SWT berkehendak langsung Nabi Muhammad hijrahkan, tanpa ada upaya-upaya kemanusiaan, itu sangat mampu," paparnya.

"Tapi unsur-unsur kemanusiaan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, usaha-usaha beliau sebagai manusia, sebagaimana kita, bedanya beliau diberikan wahyu, dilakukan," ujarnya.

Memerintahkan Ali bin Abi Thalib menempati tempat tidur Rasulullah SAW sebagai sebuah skenario atau daya tipu kepada orang-orang kafir Quraisy, yang memang tujuannya adalah membunuh Baginda Rasulullah SAW.

"Beliau memiliki teman perjalanan Sayyidina Abu Bakar Ash-Shidiq, beliau naik ke gunung Tsur, yang dalam kondisi normal kita naik gunung ini tidak lepas dari 2 jam, turunnya bisa 3 jam," ucapnya.

Rasulullah SAW menyewa seseorang penunjuk jalan yang bernama Abdullah bin Uraiqith, Rasulullah minta disiapkan tunggangan unta dua, bersama Sayyidina Abu Bakar Ash-Shidiq.

"Begitulah usaha-usaha kemanusiaan dan karena itu Sayyidina Umar bin Khattab dengan para sahabat senior beberapa tahun, sepeninggal Rasulullah SAW ketika menentukan titik bawah dari penghitungan tahun hijriah dimulai dari peristiwa hijrah," ungkapnya.

"Kenapa tidak dimulai dari lahirnya atau wafatnya Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, dan tidak dimulai dari awal menerima wahyu kepada Rasulullah SAW dari Allah SWT," tuturnya.

"Karena peristiwa-peristiwa itu adalah given (pemberian) dari Allah SWT, tidak ada ikhtiar manusia," imbuhnya.

Baru setelah di Madinah 11 tahun, diusia Rasulullah SAW yang masih sangat produktif 63 tahun, Allah SWT memanggilnya, tentunya banyak hikmah di sana. 

"Bukan sesuatu yang diinginkan oleh para sahabat, tapi itulah given dari Allah SWT, demikian juga, 40 tahun usia Beliau (Nabi Muhammad SAW) saat diangkat menjadi Rasul itu given dari Allah SWT," katanya.

"Maka dengan peristiwa hijrah yang heroik, penuh dengan perjuangan, nilai-nilai pengorbanan dijadikan sebagai awal dari penghitungan tahun hijriah, dengan catatan nama-nam bulan sudah dikenal di kalangan sahabat pada saat itu, bulan Muharram sampai Dzulhijjah," jelasnya.

Lebih lanjut, ujar Kiai Idris, pesan Rasulullah saat hijrah ke Madinah adalah sambunglah silaturrahim.

"Wujudkan perdamaian dan kedamaian, sebarkan perdamaian, sebarkan salam di antara kalian," tuturnya.

"Peduli kepada yang membutuhkan, berikan makan dan sambunglah silaturahim, baru ibadah ritual, tahajud bermunajat kepada Allah SWT untuk terwujudnya persaudaraan," jelas Kiai Idris.

Selanjutnya, pesan dari Rasulullah SAW pada peristiwa hijrah adalah membangun masjid, Rasulullah tidak mengutamakan istana terlebih dahulu, gedung pemerintah, fasilitas pelayanan publik.

Tetapi, Rasulullah mengajak umat Islam pada waktu itu membangun masjid, meramaikan dan memakmurkan masjid, itulah pesan hijrah Baginda Rasulullah SAW.

"Mudah-mudahan dua pesan menjaga Ukhuwah dan membangun masjid menjadi sebuah bahan evaluasi kita dalam meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT," tutupnya. (JD09/ED02)


Apa reaksi anda?
0
0
0
0
0
0
0