Temukan informasi terkini dengan mengikuti akun sosial media kami

Pembangunan Pemerintahan Pendidikan

Tahun Ini, Prevalensi Stunting di Depok 5,31 Persen

JD 02 - berita depok

226
Rabu, 30 Des 2020, 19:29 WIB

Kepala Dinkes Kota Depok, Novarita. (Foto: Istimewa)

berita.depok.go.id-Komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dalam menurunkan angka stunting atau gagal tumbuh pada balita berhasil melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021. Adapun target yang ditetapkan 6,59 persen, sementara realisasinya 5,31 persen.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Novarita mengatakan, data tersebut diperoleh berdasarkan hasil pelaksanaan Bulan Penimbangan Balita (BPB) pada  Agustus 2020, yang dilakukan oleh 38 UPTD Puskesmas di Kota Depok. Dengan prevelensi stunting sebesar 5,31 persen.

“Alhamdulillah, tahun ini kami berhasil menurunkan angka stunting melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 5,31 persen,” tuturnya kepada berita.depok.go.id, Rabu (30/12/20).

Novarita menuturkan, dalam satu tahun ini, pihaknya telah mengukur tinggi badan 107.710 balita. Dari jumlah tersebut, ditemukan sebanyak 5.718 anak menderita stunting.

Dikatakan Novarita, keberhasilan yang diperolehnya tersebut tidak lepas dari berbagai upaya yang dilakukan. Baik dalam hal pencegahan maupun penanganan stunting.

Dia menyebutkan, adapun upaya pencegahan stunting yang sudah dilakukan, di antaranya pemantauan pertumbuhan balita melalui kegiatan di Posyandu, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Pemantauannya dilakukan sesuai petunjuk teknis yang ditetapkan, seperti jadwal kehadiran balita, kelompok penimbangan, dan Posyandu keliling.

“Juga dilakukan pelayanan konseling gizi melalui whatsapp group terhadap balita resiko tinggi di Puskesmas. Pemberian makanan tambahan, lalu pelacakan kasus gizi dan validasi hasil pengukuran,” jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga memberikan tablet tambah darah pada remaja puteri dan ibu hamil. Termasuk, pelatihan untuk petugas dan kader kesehatan.

Novarita menambahkan, kegiatan penting lainnya yaitu advokasi yang melibatkan pimpinan daerah dan Perangkat Daerah terkait. Termasuk, organisasi profesi dan akademisi serta masyarakat.

"Baik perangkat daerah, organisasi profesi, maupun masyarakat punya peranan penting dalam menurunkan stunting," tambahnya. 

Untuk diketahui, pada 14 Desember lalu telah dilakukan pencanangan Gerakan Bersama Hayu Berantas Stunting (GBER HBRING). Kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk melaksanakan konvergensi stunting. (JD 02/ED 01/EUD02)


Apa reaksi anda?
0
0
0
0
0
0
0