Temukan informasi terkini dengan mengikuti akun sosial media kami

Strategi Jitu Pemkot Depok Tekan Laju Inflasi

JD 05 - berita depok
Senin, 24 Oktober 2022, 19:15 WIB
Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono bersama TPID Kota Depok mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah dengan Kemendagri RI secara virtual zoom, di Ruang DCor Balaikota, Senin (24/10/2022). (Foto: istimewa)

berita.depok.go.id - Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono mengatakan, sejumlah langkah akan dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok demi menekan laju inflasi daerah. Di antaranya, menggelar pangan murah di 3 titik, pembagian bibit cabai kepada kelompok tani dan masyarakat.


Ada juga Operasi Pasar Murah di 13 titik, bantalan sosial kepada 9.000 orang penerima manfaat, melaksanakan pelatihan kerja bagi warga Depok untuk mengurangi pengangguran. 


"Serta sidak pasar dan rakor Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) secara berkala untuk memantau dan ketersediaan pasokan komoditas," kata Bang Imam sapaan akrabnya, yang juga sebagai Wakil Ketua TPID Kota Depok.


Lebih lanjut, ujar dia, melalui hasil rapat koordinasi TPID dengan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI) yang dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Indonesia mengalami inflasi 5,95 persen


"Untuk Depok angka inflasi masih di bawah nasional 5,87 persen. Di Pulau Jawa, inflasi tertinggi di Kota Kudus sebesar 7,84 persen," tuturnya.


"Beberapa negara dunia bahkan mengalami inflasi yang cukup tinggi bahkan 2 digit seperti Turki di atas 80," imbuhnya.


Dikatakan Bang Imam, terdapat dua isu pokok yang menyebabkan inflasi meningkat. Yaitu, bahan makanan meliputi ketersediaan stok 20 komoditi, permasalahan distribusi, dan cuaca yang menyebabkan gagal panen dan tempat penyimpanan.


"Lalu penyebab kedua adalah energi, perkembangan harga minyak global yang berimbas pada seluruh sektor ekonomi," jelasnya.


Pada kesempatan tersebut, sambung Bang Imam, Mendagri merekomendasikan beberapa upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah. Antara lain, memantau harga komoditas penyebab inflasi, dan disparitas antar daerah.


Kemudian Badan Pusat Statistik (BPS) akan melakukan pemantauan harga terhadap 20 komoditi, yaitu beras, daging ayam ras, telur ayam ras, cabai merah, bawang merah, cabai rawit.


"Lalu, minyak goreng, gula pasir, bawang putih, daging sapi, tepung terigu, listrik, Bensin, Solar, dan Bahan Bakar Rumah Tangga," tandasnya. (JD05/ED02/EUD02)