Operator NTPD 112 Kota Depok saat menerima laporan yang masuk di Ruang DeCOR, lantai 5, Balai Kota. (Diskominfo).
berita.depok.go.id - Berdasarkan data yang dihimpun dari Nomor Tunggal Panggilan Darurat (NTPD) 112 Kota Depok, selama tahun 2020 telah menerima laporan kegawatdaruratan sebanyak 187 laporan. Laporan didominasi oleh kejadian keamanan dan ketertiban umum.
Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Diskomimfo Kota Depok, Nasrudin mengatakan, 187 laporan tersebut terbagi menjadi delapan kategori. Antara lain, bencana alam, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), kriminalitas, kebakaran, kesehatan, kerusuhan, kecelakaan, keamanan-ketertiban umum, dan keadaan darurat lain.
"Laporan mengenai kejadian keamanan dan ketertiban umum mendominasi dengan 65 laporan, lalu keadaan darurat lain 40 laporan, kecelakaan 25 laporan, bencana alam 21 laporan, kebakaran 18 laporan, kesehatan 7 laporan, KDRT 6 laporan, kriminalitas 3 laporan, dan kerusuhan 2 laporan," katanya kepada berita.depok.go.id, Kamis (28/1/21).
Nasrudin melanjutkan, jumlah laporan pada Januari menjadi yang terbanyak dengan 33 laporan. Kemudian Februari 21 laporan, Maret 22 laporan, April 19 laporan, Mei 12 laporan, Juni enam laporan, Juli 13 laporan, Agustus 23 laporan, September 14 laporan, Oktober lima laporan, November 15 laporan, dan Desember 4 laporan.
"Untuk Kecamatan laporan kegawatdaruratan paling banyak dari Pancoran Mas dengan 30 laporan, lalu Beji dan Sukmajaya 26 laporan, Cimanggis 21 laporan, Cipayung 20 laporan, Cilodong 19 laporan, Sawangan 15 laporan, Cinere dan Limo 9 laporan, Tapos 8 laporan, serta Bojongsari 4 laporan," lanjutnya.
Terakhir, dirinya berpesan agar masyarakat yang menghubungi NTPD 112 saat sedang terjadi kegawatdaruratan saja. Bukan digunakan untuk bermain-main.
"Terbukti sampai saat ini anggota yang bertugas masih menemui panggilan masuk hanya untuk main-main atau iseng," tutupnya. (JD10/ED01/EUD02)
