Sejarawan Universitas Indonesia, Abdurakhman. (Foto: Istimewa)
berita.depok.go.id - Sejarawan Universitas Indonesia (UI), Abdurakhman mengatakan, pelestarian seni pertunjukan asal Depok Gong Si Golong tidak hanya membutuhkan peran pemerintah saja. Masyarakat juga harus ikut mengembangkan dan merawat kesenian tersebut agar semakin dikenal oleh generasi muda.
"Keberadaan Gong Si Bolong harus dilestarikan sebagai peninggalan budaya masa lalu. Tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, melainkan perlu juga peran masyarakat. Apalagi saat ini Gong Si Bolong sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia 2021," tutur Abdurakhman kepada berita.depok.go.id, Rabu (03/11/21).
Abdurakhman yang juga menjabat sebagai Ketua Departemen Sejarah UI sejak tahun 1993 itu melanjutkan, pemerintah kota maupun pusat sudah memberikan stimulus untuk mendorong masyarakat agar ikut terlibat dalam pelestarian Gong Si Bolong. Sebab, masyarakat sebagai pelaku utama yang dapat menampilkan seni pertunjukan tersebut.
Dalam pengembangan dan pelestarian Gong Si Bolong, ungkap dia, masyarakat dapat bersinergi bersama pengembang budaya bersama masyarakat penikmat seni dan budaya. Hal itu agar keberadaan Gong Si Bolong dapat terus dikenal masyarakat, tidak hanya warga yang ada di lingkungan kesenian Gong Si Bolong saja.
“Dukungan masyarakat penikmat seni dan pengembang budaya sangat penting, sehingga upaya pemerintah ada dampaknya,” tambah Abdurakhman.
Abdurakhman melanjutkan, masyarakat dapat melihat replika atau tiruan Gong Si Bolong pada tugu di tengah persimpangan Jalan Raya Tanah Baru, Kecamatan Beji. Dikatakannya, di atas tugu tersebut ada alat kesenian gong yang berlubang di tengahnya.
“Masyarakat bisa melihat replika Gong Si Bolong di perempatan Jalan Raya Tanah Baru itu. Tampilannya unik dengan gong yang berbolong,” tandasnya. (JD02/ED02/EUD02)
