berita.depok.go.id - berita.depok.go.id- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok berkomitmen untuk mewujudkan remaja usia sekolah yang sehat. Hal tersebut sejalan dengan visi Kota Depok yaitu Maju, Berbudaya dan Sejahtera.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes Kota Depok, Zakiah mengatakan, determinan peningkatan derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor. Pertama adalah faktor genetika (keturunan) sebesar 10 persen, berikutnya faktor pelayanan kesehatan 20 persen.
"Faktor perilaku 30 persen dan 40 persen faktor lingkungan, mulai dari sanitasi dan air bersih. Hal ini sejalan dengan trias Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah yang sehat," ujarnya di sela-sela acara diseminasi informasi pelayanan kesehatan peduli remaja di sekolah bertempat di aula Teratai, Lantai 1, Balai Kota Depok, Selasa (14/03/23).
Untuk mewujudkan itu semua, imbuhnya, tidak dapat dilakukan sendiri, perlu adanya kolaborasi dari seluruh pihak. Baik Dinkes, Dinas Pendidikan (Disdik), Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan wilayah II Kota Depok dan Kota Bogor, Kementerian Agama (Kemenag) kepala sekolah, hingga guru yang setiap hari berinteraksi langsung dengan para siswa.
"Karena itu kolaborasi ini sangat diperlukan untuk mewujudkan Depok yang sehat," ungkapnya.
Kolaborasi penguatan kelembagaan tim pembina dan tim pelaksana UKS/Madrasah (UKS/M) dengan menjalankan Trias UKS/M, maupun pelaksanaan Trias UKS/M yang meliputi pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan baik secara kurikuler maupun ekstra kurikuler, dapat membentuk pembiasaan pola hidup sehat serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat. Hal ini demi mendukung proses belajar mengajar yang baik dan mewujudkan anak didik sehat, cerdas dan berkualitas.
"Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencapai Standar Pelayanan Minimal (SPM) anak usia pendidikan sekolah tercapai 100 persen dan mengurangi angka anemia pada remaja putri, sehingga dapat mendukung percepatan penurunan stunting di Kota Depok," sambungnya.
Di tempat yang sama, Pengawas SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Lina Kristanelina menambahkan, ada sembilan isu kesehatan dan faktor resiko yang paling berpengaruh pada anak usia sekolah dan remaja serta kondisi mereka saat dewasa. Pertama, Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/ AIDS), kesehatan reproduksi, kemudian gizi.
"Ada pula penyakit tidak menular, Personal Higiene dan Sanitasi, Kesehatan Jiwa, zat adiktif serta kekerasan dan cedera," jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, dijelaskan pula delapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah atau madrasah. Pertama ialah kantin sehat sekolah, tidak jajan di sembarang tempat, harus di kantin sekolah yang sehat. Kedua, melakukan Cuti tangan pakai sabun (CTPS) dengan air yang mengalir.
"Ketiga, toilet atau jamban sekolah, buang air kecil atau besar di jamban sekolah, dan memberantas jentik nyamuk di sekolah. Keempat, terkait sampah, memastikan membuang sampah pada tempatnya," ungkapnya.
"Kelima, mengikuti kegiatan olahraga atau kegiatan fisik. Keenam, ada kontrol kesehatan, melakukan menimbang badan, mengukur tinggi badan setiap bulan. Ketujuh, pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri atau pemberian obat cacing. Kedelapan, kawasan tanpa asap rokok, tidak merokok di lingkungan sekolah," tandasnya. (JD 12/ED 01/EUD03)