berita.depok.go.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok berkomitmen terus memperluas akses pendidikan dengan menambah lembaga pendidikan negeri di wilayahnya, termasuk jenjang madrasah.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Depok, Supian Suri, dalam momentum peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2025.
Dalam kesempatan itu, Supian Suri menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pimpinan pondok pesantren dan madrasah atas keterbatasan dukungan yang mungkin belum sepenuhnya dirasakan.
“Saya atas nama Pemkot Depok mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para pimpinan pondok pesantren, para pimpinan madrasah, Kemenag, kalau hadirnya pemerintah belum benar-benar dirasakan dukungannya kepada pondok pesantren atau madrasah-madrasah yang ada di Kota Depok,” ucap Supian Suri.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa Pemkot Depok terus berikhtiar memberikan perhatian dan dukungan agar lembaga pendidikan di Depok, termasuk pondok pesantren, semakin representatif sebagai tempat belajar bagi generasi muda.
“Kami terus berupaya untuk memberikan perhatian di tahun-tahun berikutnya. Mudah-mudahan sekolah-sekolah dan pondok-pondok kita menjadi tempat yang representatif buat anak-anak kita belajar,” katanya.
Supian Suri juga menyampaikan kabar baik terkait pembangunan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Depok, yang saat ini sedang dalam tahap akhir penyelesaian.
“Insyaallah tahun ini madrasah negeri 2 Depok akan selesai. Mudah-mudahan di akhir tahun nanti bisa kita serahkan, dan tahun depan sudah bisa menerima murid baru,” jelasnya.
Selain itu, ia menambahkan bahwa Pemkot Depok bersama Kementerian Agama juga tengah berupaya mendorong berdirinya Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Kota Depok.
“Untuk aliyah negeri, saya minta waktu. Mudah-mudahan tidak lama lagi. Kalau tidak tahun ini, ya tahun depan. Kalau nggak tahun depan, tahun depannya lagi,” ucapnya sambil tersenyum.
Wali Kota Depok menegaskan, langkah ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah untuk memastikan anak-anak Depok mendapat akses pendidikan yang merata, berkualitas, dan berkarakter, baik di sekolah umum maupun lembaga berbasis keagamaan. (JD 09/ED 01).
