berita.depok.go.id - Upaya memperbaiki kualitas ekosistem dan air Sungai Ciliwung terus dilakukan.
Kali ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Non-Governmental Organization (NGO) dari Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA) dalam program Integrated River Basin Management (IRBM) atau Proyek Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu.
Kolaborasi ini membawa kabar baik, Kota Depok akan mendapat bantuan pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk industri tahu dan biodigester untuk pengolahan sampah organik.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Penaatan Lingkungan (P3L) DLHK Kota Depok, Budiman, menjelaskan bahwa program ini menjadi bagian dari dukungan internasional untuk memperbaiki kualitas air Ciliwung.
“Kita berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan mendapat bantuan dari PEMSEA melalui proyek IRBM. Ada dua bantuan utama, yaitu pembangunan IPAL untuk pabrik tahu dan satu biodigester di Kota Depok,” jelas Budiman.
Menurutnya, berdasarkan data KLHK, di sepanjang aliran Sungai Ciliwung wilayah Depok terdapat tiga pabrik tahu yang akan menjadi penerima bantuan IPAL.
Instalasi ini berfungsi untuk mengolah air limbah sebelum dibuang ke sungai, sehingga dapat mengurangi sumber pencemar yang selama ini berkontribusi terhadap menurunnya kualitas air.
“IPAL ini akan membantu pabrik tahu di wilayah Cimanggis untuk mengolah limbah cair sebelum dibuang ke Ciliwung,” tambahnya.
Selain IPAL, bantuan biodigester juga akan diberikan.
Teknologi ini memanfaatkan sampah organik menjadi energi gas yang bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga.
“Biodigester ini bisa mengubah sampah organik menjadi gas untuk kompor, jadi seperti energi terbarukan dari limbah,” ujar Budiman.
Ia menjelaskan, kondisi kualitas air Sungai Ciliwung saat ini berdasarkan pemantauan menunjukkan tingkat pencemaran yang ringan di bagian hulu, namun meningkat menjadi sedang di bagian tengah dan hilir.
Meski dampak dari proyek ini belum besar, Budiman optimistis langkah kecil ini akan membawa perubahan positif secara bertahap.
“Belum signifikan, tapi sedikit demi sedikit akan membantu mengurangi sumber pencemar dan dampak negatif di Ciliwung,” tuturnya.
Budiman juga mengajak masyarakat, khususnya warga yang tinggal di bantaran sungai, untuk ikut menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah ke aliran air.
“Jangan buang sampah ke kali, itu yang utama. Kalau bisa, warga juga membentuk IPAL komunal untuk pengolahan limbah rumah tangga. Jika terkendala biaya, bisa berkoordinasi dengan pemerintah,” pesannya.
Dengan kolaborasi lintas lembaga ini, diharapkan kualitas air Sungai Ciliwung yang melintasi Kota Depok bisa semakin membaik dan menjadi contoh pengelolaan lingkungan berbasis kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga internasional. (JD 09/ ED 01).
