berita.depok.go.id - Wali Kota Depok, Supian Suri, memimpin langsung Upacara Peringatan Hari Lahir (Harlah) Pancasila ke-80 Tingkat Kota Depok yang digelar di Markas Divisi Infanteri (Divif) 1 Kostrad Cilodong, Senin (02/06) pagi.
Dalam sambutannya, Supian mengajak seluruh peserta upacara untuk kembali merenungkan makna terdalam dari Pancasila, bukan sekadar sebagai lambang negara, tetapi sebagai jiwa yang menyatukan bangsa Indonesia.
“Tahun ini kita menampilkan Burung Garuda Pancasila sebagai elemen utama. Bukan hanya lambang negara, Garuda adalah simbol semangat, filosofi dan arah bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur,” ujar Supian Suri.
Ia menyebut, peringatan 80 tahun lahirnya Pancasila tidak lepas dari rangkaian sejarah panjang, baik itu pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945, Piagam Jakarta pada 22 Juni, hingga rumusan final Pancasila pada 18 Agustus 1945.
“Tiga fase itu menunjukkan bahwa Pancasila adalah hasil perenungan, perdebatan, dan tekad kolektif para pendiri bangsa,” tambahnya.
Supian juga menyoroti filosofi dari Garuda Pancasila yang mencengkram pita bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika sebagai simbol kesatuan dalam keberagaman, dan sayap yang membentang sebagai lambang cita-cita dan kemerdekaan.
Baca Juga: Pemkot Depok Gelar Upacara Harlah Ke-80 Pancasila
Dengan tema nasional “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya”, visual peringatan tahun ini juga menampilkan unsur gotong royong, kesederhanaan, keteladanan penyelenggara negara, hingga kemandirian ekonomi dan pendidikan berkarakter.
“Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif dalam pembukaan UUD 1945. Ia adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam wujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur,” tegas Supian Suri.
Ia pun menekankan bahwa Pancasila adalah rumah besar bagi keberagaman Indonesia, dimana lebih dari 270 juta jiwa dengan latar belakang suku, agama, ras, budaya, dan bahasa yang berbeda, dipersatukan oleh lima sila yang penuh makna.
“Dalam Pancasila kita belajar bahwa kebhinekaan bukan alasan untuk terpecah, tapi kekuatan untuk bersatu,” ucapnya.
Terkait pembangunan nasional, Wali Kota Depok menyampaikan bahwa pemerintah pusat saat ini tengah mengusung Asta Cita, delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045, dengan salah satunya adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan HAM.
“Kemajuan tanpa arah ideologis akan mudah goyah. Kemajuan ekonomi tanpa fondasi nilai Pancasila bisa melahirkan ketimpangan. Dan kemajuan teknologi tanpa bimbingan moral Pancasila bisa menjerumuskan kita ke dehumanisasi,” katanya.
Ia pun mengingatkan bahwa tantangan ideologi kini semakin kompleks, mulai dari ekstremisme, radikalisme, intoleransi hingga disinformasi yang mengancam kohesi sosial.
“Melalui Astacita, kita dipanggil untuk revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam segala dimensi dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, sampai ruang digital.”
Dalam penutupnya, Supian mengaitkan semangat Pancasila dengan arah pembangunan Kota Depok.
Dimana Visi “Bersama Depok Maju” menurutnya tidak bisa dijalankan sepihak, melainkan melalui kolaborasi semua elemen masyarakat.
“Kami arahkan pembangunan Kota Depok agar tetap berlandaskan keadilan sosial, kemanusiaan, dan persatuan. Melalui penguatan sumber daya yang inklusif, infrastruktur yang maju dan ramah lingkungan, ekonomi kreatif berbasis teknologi, serta transformasi pelayanan publik dan pemerintahan yang adaptif,” jelasnya.
Ia pun mengajak seluruh masyarakat Depok untuk berlari bersama membangun kota berjuluk Seribu Maulid ini.
“Bukan saling meninggalkan, tapi saling menopang. Kota ini hanya akan maju kalau kita bergerak bersama, dengan langkah yang selaras dan semangat yang berpijak pada Pancasila,” tutupnya. (JD09/ED 01).