berita.depok.go.id - Kota Depok mencatatkan lompatan signifikan dalam laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2025 yang dirilis oleh Setara Institute.
Dari posisi ke-94 pada tahun 2023, kini Depok naik ke peringkat 78 sebuah peningkatan mencolok yang menandai titik balik penting bagi kota yang selama beberapa tahun belakangan berada di posisi terbawah dalam IKT.
Sebagai catatan, Depok sempat menempati posisi terbawah dalam laporan IKT selama tiga tahun berturut-turut pada 2020, 2021, dan 2022 dari data Setara Institute.
Namun kini, berbagai inisiatif lokal yang inklusif dan kolaboratif mulai menunjukkan hasil positif sebuah langkah maju menuju Depok yang lebih toleran, terbuka, dan ramah untuk semua.
Wali Kota Depok, Supian Suri, menyambut baik kabar tersebut dengan penuh syukur dan menyebut pencapaian ini sebagai hasil kerja bersama.
“Alhamdulillah, saya bersyukur (Terkait data IKT 2025). Ini adalah langkah awal yang baik untuk kita semua di Depok,” ujarnya kepada berita.depok.go.id.
Supian menjelaskan bahwa pihaknya secara aktif melakukan evaluasi dan membuka ruang diskusi, termasuk dengan pihak Setara Institute.
Hal tersebut dilakukan guna memahami secara lebih mendalam apa saja catatan yang membuat Depok sebelumnya dinilai rendah dalam IKT.
“Makanya saya sempat mengundang mereka (Setara Institute), apa sih yang menjadi catatan terhadap Depok sampai masuk ke kota paling intoleran. Kita diskusi banyak dan dari situ kami mulai memahami bahwa memang ada beberapa kebijakan di masa lalu yang ternyata berdampak terhadap penilaian itu,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah kota telah mulai menyesuaikan program dan kebijakan agar lebih inklusif dan menghindari hal-hal yang berpotensi menciptakan ketimpangan atau diskriminasi.
“Beberapa kebijakan yang pernah keluar, kalau ternyata itu berdampak membuat Depok masuk kategori intoleran, ya tidak kita lanjutkan lagi. Kita sesuaikan. Dan Alhamdulillah, sekarang progresnya naik 16 tingkat. Itu menjadi satu kebanggaan buat kita semua,” ujarnya.
Supian Suri menegaskan bahwa komitmen pemerintah adalah menciptakan ruang yang sama bagi seluruh warga, tanpa sekat dan tanpa perlakuan berbeda berdasarkan latar belakang apapun.
“Secara umum, Depok ini milik semua. Semua harus dapat ruang yang sama, perhatian yang sama, semua harus dirangkul dan jadi bagian dari satu keluarga. Kalau satu keluarga, gak ada yang merasa dipisahkan atau dimarginalkan. Jadi kalau semua punya ruang yang sama, rasa-rasanya kata intoleran udah gak ada lagi,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa pencapaian ini belum akhir, tetapi justru menjadi motivasi untuk terus mengevaluasi kebijakan dan membuka ruang komunikasi dengan berbagai pihak.
“Kita baru melangkah, dan terus melakukan evaluasi. Bisa saja program yang kita rencanakan ternyata masuk kategori intoleran, jadi kita harus terus berkomunikasi," jelasnya.
"Pemerintah gak bisa melihat dari kacamata kita sendiri, tapi juga dari masukan masyarakat, Forkopimda, dan semua stakeholder. Intinya, semua warga Depok harus merasa sebagai bagian dari keluarga besar kota ini,” pungkasnya. (JD 03/ ED 01)