berita.depok.go.id - berita.depok.go.id - Kelurahan Cimpaeun mengadakan kegiatan rembuk stunting yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan stunting di wilayah tersebut. Acara ini dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt) Camat Tapos, Suhendar, dan dihadiri oleh tim pendamping keluarga serta narasumber dari Bappeda dan Dinas Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok.
Lurah Cimpaeun, Mulyadi, menjelaskan, rembuk stunting diharapkan dapat menjadi sarana sosialisasi untuk menyampaikan kepada masyarakat mengenai pentingnya pencegahan stunting.
“Kegiatan ini bertujuan mengentaskan permasalahan stunting di Kelurahan Cimpaeun. Kami berharap, tim pendamping keluarga yang hadir dapat menyebarkan informasi ini lebih luas lagi,” ujar Mulyadi kepada berita.depok.go.id, di sela-sela kegiatan, Rabu (06/11/24).
Menurut Mulyadi, data stunting di wilayah Tapos, termasuk Kelurahan Cimpaeun, masih cukup tinggi. Namun, pihak kelurahan telah bekerja sama dengan puskesmas setempat untuk melakukan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan sosialisasi rutin.
“Dengan adanya program PMT dan sosialisasi, kami berharap angka stunting di Cimpaeun dapat menurun secara signifikan,” jelasnya.
Mulyadi menuturkan, saat ini pihak kelurahan baru fokus pada sosialisasi, seperti kegiatan rembuk stunting ini.
Rencana untuk pemberian PMT secara langsung baru akan diajukan pada tahun 2025, khususnya bagi anak-anak yang termasuk kategori stunting.
Dalam rembuk ini, terdapat usulan agar kegiatan serupa dilaksanakan di awal tahun untuk memungkinkan evaluasi yang lebih dini.
"Usulan ini sangat baik. Mudah-mudahan, tahun depan kita bisa mengadakan rembuk stunting di awal tahun sehingga langkah penanganan dapat diambil lebih cepat,” lanjutnya.
Mulyadi berharap, selain upaya yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat juga lebih aktif dalam pencegahan stunting.
Terutama bagi calon pengantin, ibu hamil dan balita untuk rajin memeriksakan kesehatan mereka, serta ibu yang memiliki balita untuk rutin mengunjungi posyandu.
"Dengan pemeriksaan rutin, kesehatan ibu dan anak dapat lebih terjaga, sehingga risiko stunting bisa diminimalisir,” tutupnya. (JD09/ED02)