berita.depok.go.id - Fahdina Ghina Aliya bersama volunteer Peparnas 2024 di Solo, Jawa Tengah. (Foto: Narasumber)
berita.depok.go.id – Gelaran Pekan Paralimpiade Nasional XVII atau Peparnas 2024 di Solo, Jawa Tengah telah selesai dihelat dengan penuh cerita didalamnya. Sebanyak 144 rekor nasional dan 1 rekor Asia Tenggara Pecah di Peparnas 2024, modal baik untuk bersaing di level internasional.
Tidak cuma atlet Indonesia yang punya cerita di Peparnas 2024, tapi juga mereka yang menjadi volunteer atau sukarelawan. Itulah yang dirasakan Fahdina Ghina Aliya, warga Depok yang berkesempatan langsung merasakan euforia ajang empat tahunan tersebut.
“Sebenarnya ketertarikan untuk dunia volunteer sudah ada sejak lama dan pernah mau mendaftarkan diri juga pada kegiatan ASEAN Para Games namun karena waktunya tidak pas saat itu jadi gajadi daftar,” ujar Aliya sapaannya bercerita kepada berita.depok.go.id, Kamis (17/10/24).
“Tertarik dengan Peparnas nya sendiri karena ini merupakan event nasional yang bisa menjadi wadah besar bagi atlet-atlet disabilitas, disana mereka punya kesempatan yang sama seperti atlet-atlet pada umumnya,” sambungnya.
Prosesnya pun nyatanya tidak mudah kerena Aliya harus mendaftar sejak jauh-jauh hari dan melewati beberapa tahapan seleksi. Sampai akhirnya Mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) jurusan Informasi dan Humas ini bisa menyingkirkan sekira 6.000 pendaftar.
“Sebenarnya persaingannya lumayan tinggi, karena dari sekitar 6.000 pendaftar, yang lolos hanya 1.617 volunteer,” katanya.
Aliya bertugas mulai tanggal 6 hingga 13 Oktober, di cabang olahraga (cabor) tenis kursi roda, yang berlokasi di lapangan tenis Stadion Manahan, Solo. Selama menjadi volunteer, mendamping media massa yang ingin meliput menjadi tugas utama dara berusia 21 tahun ini.
“Disana saya bareng sama temen-teman yang memang baru saya kenal waktu dateng ke lapangan, ada partner tim media saya yaitu Jessy dan Riska, juga temen-temen dari volunteer divisi cabor yang lain,” ungkap Aliya.
Aliya mengaku senang bisa terpilih sebagai sukarelawan Peparnas 2024. Selain bisa menyaksikan secara langsung atlet-atlet disabilitas dari setiap provinsi bertanding, dia juga mendapatkan berbagai perlengkapan dari panitia untuk menjalani tugas itu.
Selama bertugas dirinya mendapat atribut seperti celana training, jaket, kaos polo 2 dengan 2 warna yang berbeda, 2 kaos jersey dengan warna yang berbeda juga, topi serta tas. Selama acara berjalan tim volunteer juga mendapat tenda untuk istirahat yang didalamnya dilengkapi pendingin ruangan, loker, kursi dan meja.
“Selama kurang lebih 1 minggu disana, untuk tempat tinggal saya ngekos. Untuk makan selama disana selalu dapet konsumsi dari pihak Peparnas baik snack maupun makan berat pagi dan sore,” ungkapnya.
Aliya bercerita selama bertugas menjadi sukarelawan membuat perasaannya campur aduk. Senang karena bisa jadi terlibat langsung di acara bertaraf nasional, haru sekaligus bangga melihat perjuangan heroik yang ditunjukan para atlet disabilitas demi medali menggantung dileher.
“Kita tahu mereka punya kekurangan tapi semangat juangnya tinggi sekali, kalau liat mereka juga bawaannya nangis karena mereka keren banget, salut deh pokoknya,” katanya.
“Karena ini volunteer pertama yang berhubungan sama atlet-atlet disabilitas, rasanya semua berkesan banget, bisa berdiri di dekat atlet-atlet hebat dan ngeliat perjuangan mereka itu rasanya semua berkesan banget. Ketemu orang baru yang hebat-hebat juga rasanya berkesan, sharing-sharing cerita sama media-media yang dateng juga berkesan, pokoknya semua berkesan rasanya disana,” ujar Aliya mengakhiri. (JD 10/ ED 01)