Temukan informasi terkini dengan mengikuti akun sosial media kami

Pembangunan Pemerintahan
Ceramah Subuh Berjamaah Wali Kota Depok Bahas Tafsir Lafadz Taawudz
JD 08 - berita depok

152
Jumat, 23 Feb 2024, 15:15 WIB

Wali Kota Depok Mohammad Idris saat memberikan tausiah Gerakan Salat Subuh Berjamaah ASN Pemkot Depok, di Masjid Agung Balai Kota Depok, Jumat (23/02/24). (Foto:Bima/Diskominfo)

berita.depok.go.id - berita.depok.go.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok terus melakukan penguatan dalam kegiatan keagamaan, salah satunya melalui pelaksanaan Subuh Berjamaah sekaligus Taklim Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Depok tahun 2024.

Gerakan Salat Subuh Berjamaah ASN Pemkot Depok ini juga dirangkai dengan Tarhib Ramadan 1445 Hijriah tersebut, dilakukan di Masjid Agung Balai Kota Depok.

Pelaksanaan Subuh Berjamaah ASN Pemkot Depok tersebut, dihadiri langsung oleh Wali Kota Depok, Mohammad Idris yang juga menjadi penceramah keagamaan selepas Salat Subuh.

Dalam ceramah keagamaannya, Wali Kota Depok yang kerap disapa Kiai Idris membahas mengenai tafsir ta’awudz atau isti’adzah.

“Kita dianjurkan untuk membaca ta’awudz atau isti’adzah, terutama sebelum membaca Alquran,” kata Kiai Idris dalam ceramahnya, Jumat (23/02/24).

“Ta’awudz atau isti’adzah merupakan lafal berbunyi ‘A‘udzu billahi minas syaythanir rajim’,” sambungnya.

Menurutnya, ulama mengemukakan sejumlah dalil, baik Alquran maupun hadits mengenai perintah untuk membaca ta’awudz atau isti’adzah, perlindungan dari gangguan setan.

Lanjut Kiai Idris, menurut Ibnu Katsir, pelafalan ta‘awudz atau isti’adzah untuk membersihkan mulut dari ucapan sia-sia dan kotor.

Pelafalan ta‘awudz merupakan persiapan mulut untuk membaca Kalam Ilahi, ta‘awudz adalah bentuk pengakuan atas kuasa Allah SWT dan kelemahan manusia dalam melawan gangguan musuh yang bersifat batin. 

“Jika seseorang ada pikiran macam-macam, misal menuduh, memfitnah dan berprasangka buruk, segera ucapkan isti’adzah, ‘A‘udzu billahi minas syaythanir rajim’, membaca isti’adzah ini hukumnya sunnah,” jelasnya.

“Mudah-mudahan kita yang ada di sini terhindar dari sikap suudzon dan bisa sesering mungkin mengucap lafal A‘udzu billahi minas syaythanir rajim’, tidak hanya saat akan membaca Al-Quran, tetapi bisa dibaca saat hati tak tenang atau prasangka buruk,” tutupnya. (JD 08/ED 02)


Apa reaksi anda?
0
0
0
0
0
0
0