Temukan informasi terkini dengan mengikuti akun sosial media kami

News Pemerintahan
Wali Kota Depok Ajak Kelurahan dan Warga Gencarkan Budi Daya Maggot
JD10 - berita depok

192
Senin, 21 Apr 2025, 15:49 WIB

Wali Kota Depok, Supian Suri saat menjadi pembina apel pagi, Senin (21/04/25). (Foto : JD01/Diskominfo)

berita.depok.go.id - Wali Kota Depok, Supian Suri menyatakan komitmennya dalam mengatasi permasalahan sampah di Kota Depok melalui pendekatan berbasis lingkungan.

Dirinya mengajak seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat untuk lebih bersemangat menjaga kebersihan lingkungan dengan pengolahan sampah berbasis maggot.

"Kemarin saya sudah cek langsung ke UPS Merdeka 2. Alhamdulillah, teman-teman dari Dinas Lingkungan Hidup sudah siap mendukung program ini. Kita akan maksimalkan penggunaan maggot untuk menyelesaikan persoalan sampah organik," ujar Supian Suri saat memimpin apel pagi bersama jajaran ASN Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Senin (21/04/25).

Dirinya mengimbau agar setiap kelurahan yang sudah menjalankan program maggot dapat mengoptimalkannya. Ia pun turut mendorong agar ASN Kota Depok menjadi contoh dalam pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri.

"Untuk memperkuat program ini, Pemkot Depok akan membentuk tiga sentral produksi maggot. Saat ini, sentral pertama sudah berjalan di wilayah Sukmajaya," tuturnya.

Wilayah kedua akan dibangun di Kecamatan Tapos dan mencakup wilayah timur seperti Cimanggis. Sementara untuk wilayah barat akan ditempatkan di Kecamatan Bojongsari dan Sawangan. 

"Nanti teman-teman yang belum bisa menetaskan maggot bisa mengambil bibit dari sentral. Setelah besar, bisa dikembalikan untuk produksi lanjutan. Ini upaya kita untuk memanfaatkan potensi sampah organik, yang jumlahnya mencapai 50 persen dari total sampah di Depok," jelasnya.

Lebih lanjut, ujar Supian Suri, pada tanggal 23 April mendatang, ia akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan pihak Indocement dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). MoU ini terkait pengiriman Refuse-Derived Fuel (RDF) atau bahan bakar alternatif dari sampah ke pabrik Indocement.

"Selama ini kita menunggu pengolahan di Lulut Nambo yang belum maksimal. Dengan MoU ini, kita bisa langsung kirim RDF ke Indocement. Semoga kita bisa memproduksi sesuai kebutuhan mereka," ungkapnya.

Dia juga mengingatkan, kebijakan nasional kini tidak lagi mengizinkan penggunaan tempat pembuangan akhir (TPA) dengan metode konvensional. Oleh karena itu, Depok harus segera beralih ke metode pengolahan yang lebih berkelanjutan.

"Sudah tidak ada ruang lagi untuk memperluas TPA Cipayung. Kita harus cepat bergerak dengan strategi-strategi baru. ASN harus jadi contoh, baik dalam pengolahan sampah organik maupun dalam mendukung bank sampah dan pengelolaan residu," sambung Supian Suri.

"Dengan langkah-langkah ini kita berharap bisa menjadi kota percontohan dalam pengelolaan sampah modern dan berkelanjutan," tutupnya. (JD10/ED02)


Apa reaksi anda?
0
0
0
0
0
0
0